Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, BUMN Semen Gunakan 559.625 Ton Sampah Jadi Bahan Bakar Subtitusi Batu Bara
Dalam aspek sosial, penggunaan bahan bakar alternatif berkontribusi dalam mencegah timbulnya persoalan dan penyakit akibat sampah yang menumpuk.
Angka capaian ini naik 27 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, BUMN Semen Gunakan 559.625 Ton Sampah Jadi Bahan Bakar Subtitusi Batu Bara
Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, BUMN Semen Gunakan 559.625 Ton Sampah Jadi Bahan Bakar Subtitusi Batu Bara
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif refuse-derived fuel (RDF) serta biomassa hasil olahan limbah industri dan sampah rumah tangga menjadi 559.625 ton pada 2023.
Angka capaian ini naik 27 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
"Sebagai perusahaan yang berorientasi pada keberlanjutan, SIG berkomitmen untuk berpartisipasi dalam upaya global mereduksi emisi gas rumah kaca melalui penggunaan bahan bakar alternatif sebagaimana telah ditetapkan dalam Sustainability Roadmap SIG 2030," kata Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni dikutip dari Antara.
Dia menuturkan bahwa penggunaan bahan bakar alternatif sebagai substitusi batu bara merupakan strategi untuk mengoptimalkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.
Pihaknya berharap upaya tersebut juga dapat mengurangi limbah pertanian dan membantu menekan emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama perubahan iklim dan pemanasan global.
Selain aspek lingkungan, Vita menyatakan bahwa penggunaan bahan bakar alternatif juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial.
Dalam aspek ekonomi, penggunaan RDF turut membantu pemerintah mengurangi biaya pembelian lahan untuk pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sedangkan pemakaian biomassa memberikan manfaat ekonomi bagi para petani.
Selanjutnya, dalam aspek sosial, penggunaan bahan bakar alternatif berkontribusi dalam mencegah timbulnya persoalan dan penyakit akibat sampah yang menumpuk serta menciptakan lingkungan tempat tinggal yang bersih, sehat, dan nyaman bagi masyarakat.
Tidak hanya dengan menggunakan bahan bakar alternatif, Vita menyatakan bahwa pihaknya juga melakukan efisiensi konsumsi energi termal (Specific Thermal Energy Consumption/STEC) melalui digitalisasi dan optimasi proses produksi serta menerapkan teknologi hydrogen injection untuk mengurangi emisi.
SIG juga memasang panel surya pada unit-unit operasionalnya dan mengonversi energi termal gas panas buang dari proses produksi semen menjadi energi listrik (Waste Heat Recovery Power Generation/WHRPG).
Berbagai upaya tersebut membantu perseroan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sepanjang tahun lalu sebesar 17 persen dari baseline 2010.
"SIG hadir memberikan solusi pengelolaan limbah dan sampah secara berkelanjutan dengan prinsip ekonomi sirkular yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan dan masyarakat," ujar Vita.