Kemendag klaim sukses gaet negara pasar ekspor baru lewat TEI 2015
Pameran dagang tahun ini berhasil meraih total transaksi sebesar USD 909,31 juta.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, dalam ajang pameran dagang Trade Expo Indonesia (TEI) 2015, para pembeli didominasi oleh negara-negara non-tradisional atau sebagai pasar ekspor baru. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya transaksi dari Mesir, Afrika, Uni Emirat Arab, dan Turki.
Negara-negara non-tradisional tersebut seperti Malaysia sebesar USD 109,62 juta atau 12,78 persen dari total, Uni Emirat Arab sebesar USD 86,24 juta atau 10,05 persen, Afrika Selatan sebesar USD 52,01 juta atau 6,06 persen, Turki sebesar USD 44,93 juta atau 5,24 persen, dan Mesir sebesar USD 42,76 juta atau 4,98 persen.
"Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan diversifikasi pasar yang dilancarkan pemerintah telah membuahkan hasil," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Nus Nuzulia Ishak di Kemendag, Jakarta, Rabu (18/11).
Dia memaparkan, pameran dagang tahun ini berhasil meraih total transaksi sebesar USD 909,31 juta, dengan perolehan transaksi produk sebesar USD 857,37 juta. Transaksi produk ini meningkat 5,29 persen dibandingkan hasil transaksi produk pada ajang TEI 2014, yaitu sebesar USD 814,3 juta.
Produk-produk yang dipamerkan juga merupakan produk andalan dari Indonesia. Seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), furnitur, makanan olahan, kopi, dan produk kimia.
"TEI menjadi pameran internasional dan sudah jadi cara mendorong ekspor non migas," imbuh Nus.
Untuk TPT, jumlah transaksi mencapai USD 154,05 juta atau 17,96 persen. Nus mengaku, angka ini menjadikan TPT sebagai produk unggulan bagi Indonesia yang menempati posisi pertama perolehan transaksi produk di TEI 2015.
Sementara itu, produk furnitur menghasilkan jumlah transaksi sebesar USD 116,26 juta atau 13,56 persen, transaksi makanan olahan sebesar USD 107,99 juta atau 12,59 persen, transaksi kopi sebesar USD 62 juta atau 7,23 persen, dan transaksi produk kimia sebesar USD 46 juta atau 5,36 persen.
Nus menjelaskan, adanya pelemahan ekonomi global tak mempengaruhi aktivitas transaksi antara Indonesia dengan negara-negara asal pembeli. "Dengan melihat kenaikan ini, justru membuktikan tidak terlalu signifikan antara pelemahan dengan buyer dan transaksi," paparnya.
Dia berharap pada TEI 2016 yang diselenggarakan pada 19-23 Oktober 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, bisa menstimulus para buyer untuk menjadikan Indonesia sebagai bagian dari rantai pasok global mereka. "Kami berharap total transaksi untuk TEI tahun depan bisa mencapai USD 1 miliar," tandasnya.
Baca juga:
Barang tak ber-SNI marak beredar karena mahalnya biaya sertifikasi
Saban bulan, lima provinsi bakal pasok 1.500 sapi ke Jakarta
Berantas barang ilegal, Kemendag jalankan pemeriksaan berkala
Kemendag dorong pedagang eceren tahu asal-usul jualannya
Rachmat Gobel kritik penghapusan syarat importir terdaftar
Kala jabat menteri perdagangan, Rachmat Gobel dikira ultranasionalis
Meski PP belum terbit, pemerintah tetap tindak pebisnis online nakal
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Bagaimana Kemendag membantu UMKM untuk merambah pasar ekspor? Dalam kesempatan itu Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mendukung kepada Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) untuk merambah pasar ekspor supaya produk mereka dikenal dunia, dengan memberikan berbagai kemudahan. "Salah satunya akses permodalan, pelatihan pemasaran, sampai fasilitasi UMKM Sidoarjo go to export.
-
Bagaimana Kemendag memastikan kelancaran kegiatan ekonomi? Pemerintah selalu memastikan keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas perdagangan yang baik bagi seluruh pihak terkait. Baik bagi pelaku usaha, maupun masyarakat sebagai konsumen akhir. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ekonomi akan terus berjalan tanpa hambatan yang berarti," terang Wamendag Jerry.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana Kemendag melindungi industri dalam negeri dari serbuan barang impor? Sebaliknya, Kementerian Perdagangan akan menggunakan otoritas yang dimiliki untuk melindungi industri dalam negeri dari serbuan barang impor. Yaitu melalui pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard.