Kemenhub Dorong UGM Kembangkan Daur Ulang Baterai Mobil Listrik
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui permasalahan baterai kendaraan listrik terkait daur ulang limbah baterai mobil listrik masih menjadi persoalan utama, dikarenakan berbahaya bagi lingkungan sekitar.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui permasalahan baterai kendaraan listrik terkait daur ulang limbah baterai mobil listrik masih menjadi persoalan utama, dikarenakan berbahaya bagi lingkungan sekitar.
Untuk itu, dia mendorong agar studi yang dilakukan di salah satu Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, dapat memecahkan persoalan limbah baterai mobil listrik tersebut.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Kenapa pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik? Hal tersebut guna menekan penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi emisi karbon, dan mendorong transformasi industri serta mendorong ketahanan energi nasional.
-
Bagaimana pemerintah membantu pemudik motor? Melihat animo masyarakat yang tinggi, pemerintah berupaya menjaga keselamatan pemudik motor. Salah satunya dengan menyediakan rest area di sejumlah titik.
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
"Karena yang namanya baterai selalu menjadi momok bagi mobil listrik. Yang karena berat baterainya, mahal, umurnya terbatas dan limbah buangannya merusak lingkungan, ini diselesaikan dengan suatu penyelesaian recycling baterai atau penggunaan kembali atas baterai-baterai itu. Oleh karenanya saya anjurkan kepada Fakultas Teknik UGM fokus untuk lakukan itu," kata Budi melalui keterangannya, Minggu (22/9).
Seperti diketahui, Fakultas Teknik UGM berhasil melakukan dismantling atau membuka baterai untuk mengambil isi baterai secara aman dan kemudian berhasil memurnikan kembali lithium ini hingga mencapai tingkat kemurnian 99 persen. Dengan begitu artinya sudah bisa digunakan kembali untuk pembuatan baterai lithium yang baru.
Secara khusus, Budi mendorong upaya merecycle baterai kendaraan listrik ini nantinya dapat berkembang menjadi suatu industri yang memiliki nilai ekonomis baik. Pihaknya mengaku siap menjadi perantara antara universitas dengan industri.
"Kita bersedia memberikan suatu link antara universitas dengan industri agar ada suatu kolaborasi dan kita bisa kerja sama dengan suatu merk tertentu tapi kita minta baterai (recycle) kita digunakan. Oleh Karenanya riset didalami," katanya.
Di samping itu, dia juga menginginkan agar UGM mendapatkan hak paten, karena menurutnya ini merupakan suatu keberhasilan dan kebanggaan Indonesia jika berhasil mencari solusi terhadap persoalan baterai.
Merespon itu, Dekan Fakultas Teknik UGM, Nizam menyebut pihaknya juga akan berupaya mengembangkan komponen-komponen mobil listrik. "Salah satu yang ingin kita lakukan dalam industri mobil listrik adalah komponen-komponen sebisa mungkin menggunakan teknologi dalam negeri," pungkas Nizam.
Baca juga:
Indonesia Masuki Era Mobil Listrik, Vendor Otomotif Global Hella Siap Pasok Komponen
Mobil Listrik Konvoi dari GBK-Monas Sambut Formula E 2020
Sambut Formula E, Mobil Lowo Ireng Asal ITS Ikut Konvoi Kendaraan Listrik
Mobil Listrik Konvoi dari GBK ke Monas Sambut Formula E, Catat Jalur Alternatif Ini
Ikut Kontes Mobil Hemat Energi, UMS Luncurkan 2 Mobil Listrik
Mobil Listrik Honda e Siap Dipasarkan, Ada Kecerdasan Buatannya