Kemenhub tingkatkan sistem navigasi di 54 bandara Papua
Selama ini, sebagian besar penerbangan di Papua mengandalkan pengamatan atau visual pilot.
Kementerian Perhubungan bakal meningkatkan sistem navigasi penerbangan di 54 bandara Papua. Ini menyusul banyaknya kecelakaan penerbangan di daerah tersebut.
"Target kami 54 bandara di Papua akan diterapkan berdasarkan instrumen, jadi tidak terganggu oleh visual," ujar Direktur Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Novie Riyanto, Jakarta, Rabu (19/8).
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Kapan pemerintah pusat mengalihkan penerbangan luar negeri Jabar ke Bandara Kertajati? Direncanakan pengalihan ini mulai berlaku di bulan Oktober mendatang sesuai pernyataan presiden Joko Widodo, Selasa (11/7).
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Apa yang menjadi sisa kejayaan lalu lintas kereta api di Bandung? Konon, rel ini menggambarkan sisa kejayaan lalu lintas kereta api rute Bandung Kota hingga Ciwidey, Kabupaten Bandung.
-
Mengapa penerbangan di Bandara Husein Sastranegara dipindahkan ke Bandara Kertajati? Nantinya dimulai bulan Oktober akan operasi penuh, artinya dari Bandara Husein Sastranegara akan digeser ke Kertajati utamanya untuk yang pesawat jet," kata Presiden Joko Widodo, saat menijau kesiapan Bandara Kertajati, mengutip Liputan6
-
Bagaimana Sariban menyebarkan pesan kebersihan di Bandung? Di sepeda tuanya, ia menuliskan pesan untuk masyarakat agar membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Imbauan ini diserukan agar banyak orang yang makin sadar akan kebersihan lingkungan demi masa depan.
Selama ini, kata Novie, sebagian besar penerbangan di Papua mengandalkan pengamatan atau visual pilot. Sementara, kondisi geografis Papua, dikelilingi pegunungan, sangat menyulitkan maskapai penerbangan.
"Kalaupun mengandalkan visual, penerbangan harus dilakukan oleh pilot yang mempunyai kemampuan mumpuni, yang memiliki jam terbang lebih," jelasnya.
Dengan sistem navigasi terbaru, menurut Novie, pilot harus mematuhi standar kecepatan, ketinggian, angin, waktu mendarat dan sebagainya. Sistem itu akan dijalankan oleh Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/AIrnav Indonesia).
"Jadi, nantinya kalau pun secara visual cuaca buruk, namun berdasarkan instrumen aman, jadi tidak perlu melakukan divert atau return to base (kembali ke bandara) dan bisa melanjutkan penerbangan," ungkapnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, terdapat lima komponen navigasi. Yakni, pelayanan lalu lintas udara, telekomunikasi, informasi aeronautical (informasi dari titik lepas landas hingga mendarat).
Kemudian, informasi meteorologi yang berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan informasi Badan SAR Nasional.
(mdk/yud)