Kenaikan Suku Bunga Tak Pengaruhi Harga Rumah Subsidi, Begini Penjelasannya
Kementerian PUPR tetap menggunakan suku bunga untuk FLPP pada angka 5 persen, walaupun untuk membuat suku bunga 5 persen itu, hampir 87,5 persen dari harga rumah harus disediakan di awal. Padahal suku bunga KPR perumahan di pasar bisa mencapai 11 sampai dengan 12 persen.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan bahwa kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat yakni Federal Reserve (Fed) tidak akan mempengaruhi suku bunga rumah subsidi di Indonesia.
"Kenaikan suku bunga The Fed tidak akan mempengaruhi rumah subsidi," ujar Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna di Jakarta, Selasa (4/10).
-
Apa itu KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang adalah program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan oleh BRI dengan suku bunga yang berjenjang. Program ini memiliki suku bunga fixed rate pada tahun-tahun awal tertentu, kemudian suku bunga akan berubah pada tahun-tahun berikutnya.
-
Bagaimana skema suku bunga yang ditawarkan KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang memiliki skema suku bunga yang berbeda-beda sesuai dengan jenjang yang dipilih.1. Berjenjang 8 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 6.20% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 9.50% per tahunTahun ke 7 s.d 8 : 11.50% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 8 tahun 2. Berjenjang 10 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 5.75% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 9.00% per tahunTahun ke 7 s.d 10 : 11.00% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 10 tahun3. Berjenjang 15 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 5.00% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 8.30% per tahunTahun ke 7 s.d 15 : 10.30% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 15 tahun 4. Berjenjang 20 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 4.75% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 8.00% per tahunTahun ke 7 s.d 20 : 10.25% per tahunDengan minimal tenor kredit 20 tahun
-
Apa yang tertulis di karangan bunga yang diterima oleh KPK? Dalam karangan bunga tertulis 'selamat atas keberhasilan anda memasuki pekarangan tetangga'. Tertulis pengirimnya adalah Tetangga.
-
Siapa yang mengatakan bahwa rumah susun akan dibiayai oleh kredit KPR dan Tapera? "Makanya ke depan mindset untuk membiasakan masyarakat hidup di rumah vertikal itu juga jadi tantangan karena kredit KPR maupun Tapera itu juga kita gunakan untuk membiayai rumah vertikal atau rumah susun, bukan hanya rumah tapak," bebernya.
-
Siapa yang mengirimkan karangan bunga ke KPK? "Jadi kita tidak tahu, tapi yang pasti betul ada kiriman karangan bunga kepada pejabat pimpinan KPK, termasuk juga dalam struktural KPK itu kami tidak bisa bantah memang ada," kata Firli di CIlangkap.
-
Kapan program KPR BRI Suku Bunga Berjenjang ini berlangsung? Program KPR BRI Suku Bunga Berjenjang ini berlangsung dari 1 April sampai 31 Juli 2024.
Menurut Herry, hal tersebut dikarenakan komitmen pemerintah melalui Kementerian PUPR tetap menggunakan suku bunga 5 persen untuk bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Yang bisa dilakukan dari sisi Kementerian PUPR adalah membuat cicilan (rumah) yang terjangkau dalam bentuk bantuan dan kemudahan," katanya.
Kementerian PUPR tetap menggunakan suku bunga untuk FLPP pada angka 5 persen, walaupun untuk membuat suku bunga 5 persen itu, hampir 87,5 persen dari harga rumah harus disediakan di awal. Padahal suku bunga KPR perumahan di pasar bisa mencapai 11 sampai dengan 12 persen.
Dengan demikian, pemerintah sudah memberikan bantuan dan kemudahan sangat besar agar masyarakat bisa memiliki hunian pribadi berupa rumah subsidi.
Bentuk kemudahan lainnya dari Kementerian PUPR kepada masyarakat diberikan melalui program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sehingga cicilan menjadi lebih rendah.
"Program lainnya yang perlu kami eksplorasi kembali adalah subsidi selisih bunga, jadi masyarakat tetap membayar dengan bunga yang terjangkau dan kelebihannya yang diintervensi oleh pemerintah," kata Herry.
Antisipasi Suku Bunga
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri (Menkeu) Mulyani Indrawati mengatakan akan terus mengantisipasi dampak kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) senilai 75 basis poin (bps) ke kisaran 3,00 sampai 3,25 persen.
Kenaikan suku bunga acuan The Fed berpotensi memperlemah pertumbuhan ekonomi AS yang juga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, sehingga Menkeu RI akan terus mengantisipasinya.
Sri Mulyani menyebut setiap negara, terutama negara-negara berkembang, perlu memperkuat resiliensi untuk menghadapi risiko capital outflow.
Sejak AS menormalisasi kebijakan melalui kenaikan suku bunga acuan The Fed pada 2022, capital outflow sudah terjadi dari negara berkembang sehingga International Monetary Fund (IMF) memprediksi 60 negara akan kesulitan membiayai anggaran atau membayar utang mereka.
(mdk/idr)