Kencangkan ikat pinggang, Pertamina target hemat Rp 6,37 triliun
Penghematan sebagai respons Pertamina melepaskan diri dari tekanan yang sedang menimpa industri migas.
Sejak tak lagi menggunakan jasa PT Pertamina Energy Trading Ltd atau Petral, Pertamina mengaku keuangannya semakin sehat. Salah satu indikatornya, efisiensi dalam operasional makin besar.
Periode Januari-Mei 2015, Pertamina mengaku melakukan penghematan hingga USD 172 juta Rp 2,28 triliun. Nilai ini jauh di atas target Pertamina yang hanya USD 168 juta atau Rp 2,23 triliun. VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menambahkan, capaian ini juga di atas realisasi kuartal I 2015 yang mencapai USD 96 juta atau Rp 1,2 triliun.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Kenapa Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Migas? “Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
-
Siapa yang menjadi Dirut Pertamina? Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati kembali masuk dalam daftar 100 wanita berpengaruh dunia (The World’s 100 Most Powerful Women) versi Forbes tahun 2023.
-
Di mana Pertamina menyalurkan Pertalite? Hingga saat ini kami masih menyalurkan Pertalite di semua wilayah sesuai dengan penugasan yang diberikan Pemerintah.
-
Bagaimana Dirut Pertamina bisa meraih prestasi ini? Forbes menjelaskan bahwa daftar wanita berpengaruh ditentukan dengan empat metrik utama, yaitu pendapatan, media, dampak, dan lingkup pengaruh.
"Di tengah masa sulit industri migas seperti saat ini, upaya efisiensi penting untuk terus dilakukan. Selama satu tahun efisiensi ditargetkan bisa dicapai sebesar USD 479 juta (Rp 6,37 triliun). Melihat perkembangan pencapaian dalam lima bulan pertama, kami optimis target tersebut dapat dicapai," ujarnya melalui siaran pers yang diterima merdeka.com, Jakarta, Kamis (18/6).
Dari penjelasannya, efisiensi terbesar berasal dari pengadaan. Setelah tak lagi menggunakan jasa anak usahanya yakni Petral, Pertamina mengubah pola pengadaan. Kini Pertamina melalui melakukan pengadaan sendiri. Efisiensi yang dicapai dari perubahan sistem ini mencapai USD 66 juta.
Pembenahan tata kelola dan arus minyak di antaranya melalui memperkecil volume losses minyak dan produk minyak menyumbang efisiensi yang cukup besar yaitu USD 64,4 juta Rp 878 miliar.
Selanjutnya, dari perubahan proses pengadaan minyak dan produk minyak oleh Integrated Supply Chain (ISC) hingga akhir Mei telah mencapai USD 37 juta atau Rp 492 miliar.
"ISC kini berperan lebih baik, antara lain dari proses tender yang dilaksanakan terbukti menghasilkan harga yang lebih kompetitif dan juga metode pembayaran kini sepenuhnya tidak lagi menggunakan L/C yang merepresentasikan tingkat kepercayaan seller kepada Pertamina yang tinggi," terang Wianda.
Dari program corporate cash management yang ditujukan untuk memperbaiki pengelolaan treasury Pertamina efisiensinya juga di atas target, yaitu USD 6,22 juta Rp 82,5 miliar. Program optimalisasi aset penunjang usaha juga diklaim sukses menyumbang tambahan pendapatan senilai USD 2,62 juta atau Rp 34 miliar.
"Efisiensi ini merupakan bentuk respons positif Pertamina melepaskan diri dari tekanan yang sedang menimpa industri migas," terangnya.
Sebagaimana diketahui, dalam menghadapi tekanan rendahnya harga minyak dunia, banyak perusahaan migas global yang melakukan berbagai langkah efisiensi, mulai dari pemotongan rencana belanja investasi hingga pemutusan hubungan kerja.
(mdk/noe)