Kendala UMKM RI: Bahan Baku Impor dan Ongkos Logistik Mahal
Untuk mengatasi berbagai persoalan UMKM itu, Kemenkop UKM memiliki beberapa program seperti pelatihan digitalisasi UMKM, penyediaan akses permodalan yang murah hingga dukungan pemasaran yang bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) nasional menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Dari 64 juta pelaku UMKM, menurut Asian Development Bank (ADB) sebanyak 50 persennya terancam gulung tikar. Dan sebanyak 88 persen sudah tidak memiliki tabungan. Maka tak heran jika saat ini pemerintah tengah aktif melakukan upaya penyelamatan UMKM melalui berbagai program.
Asisten Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Kementerian Koperasi dan UKM, Ari Anindya Hartika menjelaskan, persoalan yang dihadapi UMKM di masa pandemi seperti saat ini tidak hanya persoalan permodalan semata. Melainkan ada faktor lain seperti pemasaran atau penjualan ketersediaan bahan baku hingga persoalan logistik yang mahal ketika mendapatkan order.
-
Apa yang ditawarkan oleh DPLK BRI kepada UMKM? DPLK BRI Ajak UMKM Persiapkan Dana Pensiun BRI dengan menyelenggarakan kelas edukasi “UMKM Pun Bisa Punya Pensiun” dalam pojok investasi di acara Pesta Rakyat Simpedes (PRS) BRI di Pandaan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
-
Di mana produk lokal dan UMKM mendapatkan peningkatan pesanan ekspor? Tercatat, ada peningkatan pesanan ekspor yang mencapai lebih dari 4 kali lipat pada puncak kampanye 11.11 Big Sale. Dengan sejumlah pencapaian dan tren menarik di sepanjang kampanye, baik dalam pengaplikasian strategi bisnis para pelaku usaha lokal di Shopee maupun perilaku belanja online pengguna setia menjadi dasar dan landasan bagi Shopee untuk terus berinovasi.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Bagaimana Kemendag membantu UMKM untuk merambah pasar ekspor? Dalam kesempatan itu Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mendukung kepada Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) untuk merambah pasar ekspor supaya produk mereka dikenal dunia, dengan memberikan berbagai kemudahan. "Salah satunya akses permodalan, pelatihan pemasaran, sampai fasilitasi UMKM Sidoarjo go to export.
-
Mengapa Shopee memberikan penghargaan kepada UMKM? Shopee Super Awards yang dihadirkan tidak hanya sebagai bentuk apresiasi Shopee kepada seluruh mitra yang telah berkolaborasi, tetapi juga diharapkan dapat menginspirasi para pelaku usaha lokal lainnya dalam mengembangkan serta memperkuat potensi bisnis mereka.
Dari catatannya, UMKM yang mengalami penurunan penjualan yaitu sebanyak 22,90 persen. Kemudian persoalan distribusi logistik dan ketersediaan bahan baku sebanyak 20,01 persen. Sedangkan isu permodalan dialami oleh sekitar 19,39 persen. Sementara sektor yang paling terdampak yaitu pedagang besar dan eceran 40,92 persen, penyedia akomodasi dan makanan dan minuman 26,86 persen. Dan sektor pengolahan yang terdampak sebanyak 14,25 persen.
"Jadi persoalan lain yang utama itu masih ada beberapa pelaku UMKM yang bergantung bahan baku impor, sementara ongkos logistiknya mahal di saat yang sama terjadi penurunan daya beli masyarakat," kata Ari dalam Webinar dengan tema Industri Logistik Penopang UMKM Naik Kelas di Masa Pandemi, Rabu (24/2).
Untuk mengatasi berbagai persoalan UMKM itu, Kemenkop UKM memiliki beberapa program seperti pelatihan digitalisasi UMKM, penyediaan akses permodalan yang murah hingga dukungan pemasaran yang bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Dengan fasilitas ini diharapkan pelaku UMKM bisa terlepas dari jerat persoalan yang dialami sehingga nantinya bisa naik kelas secara bertahap.
Ari mendorong agar pelaku UMKM memaksimalkan penggunaan media digital dalam pemasarannya. Sebab hingga saat ini baru sekitar 13 persen yang sudah melakukan digitalisasi dalam pengembangan dan pemasaran produk UMKM. Dengan digitalisasi juga akan tercipta efektivitas produksi hingga ke pengiriman.
"UMKM yang melek digital itu baru sekitar 13 persen, maka kita terus dorong mereka bisa masuk ke ranah digital sebab ini sebuah keniscayaan. Di masa pandemi seperti saat ini perilaku masyarakat beralih dan mengutamakan social distancing sehingga dalam melakukan kegiatan dan pemesanan menghindari kontak fisik. Jadi UMKM mau tidak mau suka tidak suka harus ikuti era digital, mereka harus go online," jelas dia.
Menkop Teten Dorong Digitalisasi UMKM
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk beranjak digital. Menurutnya, pasar digital menyimpan banyak peluang bagi pelaku UMKM untuk jadi lebih besar, terutama di masa pandemi Covid-19.
"Tren ekonomi digital selama pandemi Covid-19 tumbuh positif, 38 persen pengguna internet baru, 93 persen konsumen tetap memanfaatkan digital pasca pandemi, dan rata-rata waktu online per harinya 4,3-4,7 jam per orang," paparnya dalam konferensi akhir tahun 2020 secara virtual, Selasa (29/12).
Dia melaporkan, jumlah pelaku UMKM di ekosistem digital saat ini telah mencapai 10,25 juta, atau sekitar 16 persen dari total populasi UMKM. Perluasan akses pasar ini jadi peluang untuk menjemput pasar digital di Indonesia yang bakal terus membesar.
"Ini merupakan peluang baru di masa pandemi Covid-19, dimana porsi ekonomi digital Indonesia adalah terbesar di Asia Tenggara, dimana tahun 2025 diprediksi nilai transaksi ekonomi digital mencapai sekitar Rp1.826 triliun," jelasnya.
Tak hanya sekadar mengimbau, pemerintah disebutnya juga telah memberikan pelayanan bagi UMKM yang hendak beranjak digital. Seperti pelatihan e-learning melalui situs edukukm.id.
"Respon yang diterima masyarakat cukup antusias. Selama pandemi ini sudah lebih dari 102 ribu masyarakat telah mengakses dan mengikuti kelas daring melalui edukukm.id," kata Teten.
(mdk/idr)