Kronologi Ratusan Karyawan Pabrik Garmen di Pati Keracunan Massal Usai Santap Makanan Katering
Ratusan karyawan pabrik mengeluh mual, muntah-muntah, kepala pusing, dan badan lemas.
Polresta Pati terus melakukan penyelidikan terkait ratusan pekerja atau buruh satu pabrik garmen di Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jateng, alami keracunan massal. Penyelidikan dengan mengambil sampel makanan dan sedang menunggu hasil laboratorium.
-
Apa yang menyebabkan keracunan massal? Keracunan sendiri ditengarai akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Kapan keracunan terjadi? Insiden ini berlangsung di Warwick Fiji Resort, Coral Coast, pada malam hari, tepatnya pada Sabtu (14/12) waktu setempat.
"Masih kami dalami dan sampel makanan masih dalam proses cek laboratorium," kata Kasat Reskrim Polresta Pati AKP Alfan Armin, Rabu (17/7).
Kejadian bermula para pekerja pabrik di Jalan Raya Pati-Kudus sedang istirahat makan siang, tiba-tiba beberapa karyawan pabrik merasakan mual hingga berobat ke klinik terdekat. Kejadian itu terjadi pada selasa (16/7) pukul 14.00 wib.
"Ada 200 orang karyawan pabrik. Mereka mengeluh mual, muntah-muntah, kepala pusing, dan badan lemas," ungkapnya.
Pihak klinik pabrik meminta para karyawan yang mengeluh sakit dibawa ke beberapa Rumah Sakit di wilayah Pati dan Kudus atau yang terdekat dengan lokasi Pabrik.
"Kemudian petugas Polsek Margorejo, Polresta Pati beserta Dinkes Pati mendatangi lokasi Pabrik dan selanjutnya melakukan pengambilan sampel makanan karyawan untuk diuji ke Laboratorium Provinsi Jateng," jelasnya.
Sampai saat ini, pihaknya belum bisa menyimpulkan kandungan apa yang berada di dalam makanan. Sebab, pihaknya sampai saat ini masih menunggu hasil laboratorium dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Tadi kami wawancara enam saksi dari pihak catering," tutupnya.