Kerajinan lokal jadi modal Indonesia hadapi pasar bebas ASEAN
Sulitnya barang asli Indonesia ditiru jadi daya saing bagi komoditas lokal.
Batik merupakan salah satu hasil karya asli Indonesia yang telah diakui dunia. Bank Indonesia (BI) menegaskan negara lain sulit meniru karya tersebut.
Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir menegaskan, sebenarnya tidak hanya batik yang sulit untuk ditiru. Maka itu, bank sentral mengaku tidak ada alasan Indonesia tidak siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
"Banyak barang asli Indonesia yang tidak bisa ditiru oleh negara lain karena memang untuk membuatnya membutuhkan keahlian yang cukup tinggi. Karena itu, perajin asal Indonesia tidak perlu berkecil hati saat menghadapi MEA yang mulai berlangsung akhir 2015," kata Iskandar seperti dilansir Antara, Jumat (26/12).
Sejauh ini, kata Iskandar, Indonesia diuntungkan dengan adanya produk lokal yang diminati oleh pasar asing. Untuk itu, sebagai menjaga daya saing, para pengerajih harus mempertahankan kualitas.
"Mau tidak mau pengrajin Indonesia harus siap kalau tidak siap justru kita bisa menjadi sasaran pasar bagi bangsa lain mengingat Indonesia merupakan negara padat penduduk sehingga potensi pasarnya sangat besar," katanya.
Dia menambahkan, produk perajin Indonesia harus bersifat komparatif dengan produk lain dan memiliki nilai lebih rendah guna bersaing dengan produk negara lain. Bahkan, pihaknya menilai persaingan membuat kerja sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih efisien untuk selalu memastikan kualitas lebih baik dan kreatif jika menghadapi persaingan.
"Pada dasarnya jika kita siap menghadapi MEA maka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan semakin baik, dengan demikian masyarakat juga akan semakin sejahtera," terangnya.