Kesan Jokowi Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Nyaman, Tidak Terasa Guncangan Sama Sekali
Jokowi menyebut kehadiran kereta cepat Jakarta-Bandung memang bertujuan untuk mengurangi kemacetan di dua kota tersebut.
Jokowi menyebut kehadiran kereta cepat Jakarta-Bandung memang bertujuan untuk mengurangi kemacetan di dua kota tersebut.
Kesan Jokowi Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Nyaman, Tidak Terasa Guncangan Sama Sekali
Kesan Jokowi Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjajal Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), Rabu pagi (13/9). Jokowi memulai perjalanan dari Stasiun KCJB Halim menuju Stasiun Padalarang.
Jokowi merasa nyaman saat menjajal kereta cepat tersebut. Menurutnya, pada kecepatan 350 km/jam, jalannya kereta masih sangat mulus.
- Wajah Bahagia Jokowi & Dua Menteri saat Kereta Cepat Pertama Kali Capai Kecepatan 350 Km Per Jam
- Ini Kata Jokowi Soal Sosok Pengganti Panglima TNI Laksamana Yudo dan Kasad Jenderal Dudung
- Jokowi Minta Penanganan Banjir di Jakarta Dilakukan dari Hulu ke Hilir
- Jokowi Undang Siswa SMKN 4 Jambi yang Jahit Kemejanya ke HUT ke-78 RI di Istana
"Saya 4 kali datang ke proyek kereta cepat tapi memang baru pertama kali tadi mencoba, nyaman. Dan pada kesempatan tadi 350 tidak terasa sama sekali (guncangan) baik waktu duduk maupun saat saya berjalan sehingga ya ini lah peradaban," kata Jokowi di Stasiun Padalarang Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/9).
Jokowi mengatakan, KCJB akan diresmikan pada 1 Oktober 2023. Dia berharap, masyarakat bisa beralih ke transportasi massal.
"Kereta cepat ini nanti mulai awal Oktober, dan kita harapkan ada perpindahan dari penggunaan mobil pribadi ke kereta cepat ke LRT ke MRT, ke Transjakarta sehingga kemacetan jalan bisa di kurangi polusi bisa dikurangi," tutur Jokowi.
Jokowi menyebut kehadiran kereta cepat Jakarta-Bandung memang bertujuan untuk mengurangi kemacetan di dua kota tersebut.
Sebab, setiap tahun kemacetan yang terjadi di jalur Jakarta-Bandung nilai kerugiannya mencapai Rp100 triliun.
merdeka.com
"Kita arahnya ke situ karena setiap tahun kita kehilangan karena macet di Jabodetabek dan Bandung itu sudah lebih dari 100 triliun," kata Presiden.
Sementara itu, terkaitharga tiket kereta cepat masih sedang dikalkulasi.
Jokowi menjelaskan, masih perlu ada diskusi dari manajemen KCJB dan Kemenhub mengenai tarif kereta.
"Nanti yang menentukan manajemen kereta cepat berdasarkan tentu saja konsultasi dengan Kemenhub," kata dia mengakhiri.