Kini Masyarakat Beli Beras Dibatasi Maksimal 15 Kg per Transaksi, Sampai Kapan?
Ternyata ini alasan minimarket hingga supermarket membatasi pembelian beras.
Ternyata ini alasan minimarket hingga supermarket membatasi pembelian beras.
Kini Masyarakat Beli Beras Dibatasi Maksimal 15 Kg per Transaksi, Sampai Kapan?
Masyarakat tengah ramai tentang pembatasan pembelian beras di minimarket hingga supermarket. Di mana masyarakat hanya diperbolehkan membeli 2-3 kemasan 5 kilogram (kg) beras per transaksi.
- Jadi Artis Terkenal Mpok Alpa Tajir Melintir, Tak Gengsi Saat Belanja ke Supermarket Memakai Mobil LCGC
- Seorang Ibu Mencuri Telur untuk Makan 3 Anaknya Bikin Bhabinkamtibmas Terenyuh Sedih
- BPKN Pelototi Parkir Liar dan Minta Donasi Uang Kembalian di Indomaret
- Hati-hati Modus Tukar Uang Receh Isi Tanah, Karyawan Minimarket Jadi Korban
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey mengatakan, pembatasan dilakukan agar ada pemerataan dari beras medium atau SPHP dari Bulog bagi masyarakat.
Menurutnya, ini cukup untuk memenuhi kebutuhan satu keluarga. Jika ditotal, artinya dalam satu kali transaksi pembeli bisa memboyong 10-15 kilogram.
"Kita harus atur sedemikian rupa sesuai arahan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan bulog khususnya yang di ritel anggota Aprindo menjual dengan batasan 2-3 kemasan sekali belanja," ujar Roy kepada Liputan6.com, Selasa (3/10/2023).
Merdeka.com
Roy menegaskan, upaya pembatasan ini sebagai langkah untuk melakukan pemerataan dari beras yang jadi bagia Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Di mana, beras medium dari Bulog ini mendapat suntikan subsidi pemerintah.
Sebab, beras SPHP sendiri tak hanya digelontorkan bagi pasar ritel. Tapi lebih dulu dipentingkan untuk bantuan sosial dan operasi pasar.
"Beras SPHP medium Bulog itu masih harus diatur dengan operasi pasar dan bansos makanya kita buat pembatasan," tegasnya.
Dia mengatakan, proses pembatasan ini akan mengikuti pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Saat ini pemerintah menguasai sekitar 1,6 juta ton beras, 400 ribu ton lainnya sedang dalam perjalanan impor.
Kendati sudah dimulai, Roy belum bisa memastikan kapan waktu pasti pembatasan pembelian ini berakhir. "Tentunya berapa lama (pembatasan), kita ikuti perkembangan dari persediaan beras itu sendiri," kata dia.
Dia mengatakan, pembatasan di toko ritel ini akan bergantung pada besaran Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Diketahui, ada target penguasaan Bulog sebanyak 2 juta ton tahun ini, namun baru tersedia sekitar 1,6 juta ton. 400 ribu ton sisanya masih dalam proses impor.
Lagi-lagi, Roy memastikan langkah pembatasan agar konsumen bisa mendapatkan barang secara merata.
Dia juga ingin memastikan kalau penyaluran tersebut diterima oleh konsumen pribadi bukan untuk dijual kembali.
"Kalau sudah guyur (stok CBP ke pasaran) ya mungkin sudah tak ada pembatasan. Jadi pembatasan ini untuk pemerataan dan untuk konsumen. Sehingga kita memastikan adalah rumah tangga, bukan pedagang atau bukan yang ingin memanfaatkan situasi atau suasana saat ini," jelas pengusaha itu.
Merdeka.com