Konflik Warga Rempang, BP Batam Pastikan Proyek Tetap Jalan
BP Batam akan mengedepankan langkah-langkah persuasif guna menyelesaikan rencana investasi di Kawasan Rempang.
Aksi penyerangan Kembali menimpa warga Pulau Rempang. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) membernarkan adanya konflik di wilayah Proyek Strategis Nasional (PSN), Rempang Eco City pada Rabu (18/12) dini hari. Informasi ini disampaikan Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol, Ariastuty Sirait.
"BP Batam telah menerima informasi perihal persoalan yang terjadi dan saat ini Polsek Galang juga telah melakukan peredaman guna menjaga kondusifitas," ujar Ariastuty saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (19/12)
- Ditangkap, Ini Tampang Pemasok Senjata ke KKB Bikin Konflik Papua Tak Berujung
- Pramono Anung Teken Kesepakatan dengan Warga Kampung Bayam, Janji Bereskan Soal Hunian
- Pemerintah Siapkan Rp90 Miliar untuk Ganti Rugi Masyarakat Terdampak Pembangunan IKN di Kalimantan
- Warga Depok Teriak, Proyek Jembatan Mampang Tak Kunjung Selesai Bikin Macet Makin Menggila
Namun, tidak disebutkan penyebab kericuhan di Pulau Rempang tersebut. Ia hanya menjelaskan bahwa BP Batam juga akan mengedepankan langkah-langkah persuasif guna menyelesaikan rencana investasi di Kawasan Rempang.
Salah satunya adalah dengan berupaya maksimal dalam memenuhi hak-hak masyarakat setempat sehingga realisasi proyek strategis ini bisa berjalan maksimal.
"BP Batam melalui Direktorat Pengamanan juga telah berkoordinasi dengan penegak hukum dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi. Tujuannya agar tidak ada pihak-pihak yang melakukan tindakan di luar kendali," tambah Ariastuty.
Sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, BP Batam memastikan pembangunan proyek Rempang Eco City tetap berjalan. Mengingat, pembangunan tersebut bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Tetap berjalan sesuai amanat PSN," tegas dia.
Ariastuty mengimbau agar seluruh elemen masyarakat Batam juga dapat mendukung pengembangan Rempang sebagai proyek strategis nasional yang bertujuan untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat.
"Kami berharap, masyarakat tidak terpancing dan tetap menjaga situasi kondusif Batam," tandasnya.
Sebelumnya, ketegangan kembali terjadi di Pulau Rempang, Batam. Sekelompok orang menyerang beberapa posko warga yang menolak relokasi proyek Rempang Eco City di Kampung Sembulang Hulu dan Kampung Sei Buluh, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, pada Rabu dini hari (18/12) sekitar pukul 00.50 WIB.
Penyerangan atau intimidasi yang dialami warga berupa aksi kekerasan yang menyebabkan beberapa orang terluka. Diduga, penyerangan dilakukan sekelompok orang yang merupakan pegawai perusahaan.
Data sementara yang berhasil dikumpulkan, setidaknya delapan warga mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Rincian luka yang dialami warga antara lain, empat orang mengalami luka sobek di kepala, satu orang mengalami luka berat, satu orang terkena panah, satu orang mengalami patah tangan, dan satu orang lagi luka ringan. Selain itu, belasan kendaraan milik warga juga mengalami kerusakan akibat serangan tersebut.
Setelah kejadian itu, Koordinator Aliansi Masyarakat Rempang Galang, Ishak bersama warga Kampung Tua di Rempang, meminta agar Presiden Prabowo dan DPR RI memberikan perlindungan kepada masyarakat adat dan lokal Rempang terkait wilayah adat mereka.