Konsorsium Adaro raih pembiayaan bangun PLTU 200 MW Rp 7,2 triliun
PT Tanjung Power Indonesia (TPI) telah mencapai kesepakatan pembiayaan (Financing Close) untuk proyek pembangkit listrik bertenaga batubara 2x100 MW di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. TPI merupakan perusahaan yang dibentuk oleh konsorsium PT Adaro Power (AP) dan PT East-West Power Indonesia (EWPI).
PT Tanjung Power Indonesia (TPI) telah mencapai kesepakatan pembiayaan (Financing Close) untuk proyek pembangkit listrik bertenaga batubara 2x100 MW di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. TPI merupakan perusahaan yang dibentuk oleh konsorsium PT Adaro Power (AP) dan PT East-West Power Indonesia (EWPI).
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (AE), Garibaldi Thohir mengatakan financing close tersebut merupakan pencapaian penting setelah sebelumnya telah mencapai financing close untuk PT Bhimasena Power Indonesra (BPI).
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Apa yang akan dihasilkan dari proyek kolaborasi PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia? Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
-
Siapa yang membangun jaringan listrik di Yogyakarta? ANIEM mulai membangun jaringan listrik di Kota Yogyakarta pada tahun 1914, tepatnya di kawasan hunian orang Eropa di Kotabaru.
-
Bagaimana Jakarta Electric PLN bisa unggul di set pertama melawan Jakarta Livin Mandiri? Serangan dua pemain asing yaitu Marina Markova dan Katerina Zhidkova membuat PLN unggul 25-19.
"Dan kami sangat berterima kasih atas dukungan dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), semua sponsor, pemberi pembiayaan, institusi pemerintah, beserta seluruh pemangku kepentingan. Suksesnya financing close TPI dan BPI mencerminkan komitmen yang kuat dari kami untuk menjadi kontributor utama di dalam mensukseskan program 35.000 MW," ujar Garibaldi di Hotel ShangriLa, Jakarta, Selasa (7/2).
Hal ini menunjukkan komitmen PT Adaro Energy untuk selalu mengembangkan bisnis ketenagalistrikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan dan menciptakan sinergi dengan bisnis batubaranya. Sedangkan, total investasi untuk proyek ini sekitar USD 545 juta atau setara Rp 7,2 triliun.
TPI telah menyelesaikan dan mendapat komitmen pembiayaan sekitar USD 422 juta dari enam bank komersial. Bank tersebut adalah Korea Development Bank, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, DBS Bank Ltd, Mizuho Bank, Ltd, Sumitomo Mitsui Banking Corporation dan The Hong Kong Shanghai Banking Corporation Limited.
Pembiayaan pada proyek ini dilakukan melalui skema project finance. Di mana KSURE memberikan jaminan komperhensif sebesar kurang lebih USD 400 juta. Proyek ini akan menjual listrik ke PLN dibawah Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik (PPTL) yang berlaku untuk jangka waktu 25 tahun dari dan setelah Commercial Operation Date (COD). PPTL antara TPI dan PLN telah ditandatangani pada tanggal 15 Oktober 2014. Pasokan batubara akan disediakan oleh PT Adaro Indonesia.
Baca juga:
Menteri Jonan: Proyek 35.000 MW tidak bisa selesai di 2019
Kementerian ESDM diminta turun tangan selamatkan proyek PLTGU Jawa 1
Pengamat: Proyek listrik 35.000 MW bisa terealisasi di 2022
PLN disarankan tak batalkan tender PLTGU Jawa 1
Presiden Jokowi minta target proyek 35.000 MW dihitung ulang
Jokowi: Banyak pembangkit dibangun di 2017, serap pekerja besar
Genjot proyek 35.000 MW, PLN dapat utang Rp 12 triliun