Konsumsi Listrik RI Masih Tertinggal Dari Malaysia dan Singapura
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andy Noorsaman Sommeng, mengakui konsumsi listrik Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura. Saat ini rata-rata konsumsi listrik Indonesia baru mencapai 1.064 kWh/kapita.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andy Noorsaman Sommeng, mengakui konsumsi listrik Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura. Saat ini rata-rata konsumsi listrik Indonesia baru mencapai 1.064 kWh/kapita.
"Bukan paling kecil. Ya tapi kalah lah dengan Malaysia, kalah dengan Singapura. Malaysia itu sudah 4.000 kWh/kapita. Singapura 8.000 kWh/kapita. Kita baru 1.064 kWh/kapita. Tahun ini diharapkan 1.200 kWh/kapita," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Kamis (10/1).
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa yang ditawarkan Adira Finance di Jakarta Fair Kemayoran? Dalam rangka tema HUT tahun ini, yaitu Jakarta sebagai Kota Global Dengan Berjuta Pesona, Adira Finance hadirkan Kampung Adira di Jakarta Fair dengan tujuan menyediakan solusi finansial yang unik dan mempesona bagi para pengunjung melalui sinergi dengan ekosistem.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
Andy mengatakan, sebetulnya untuk konsumsi listrik di daerah DKI Jakarta sudah bisa menyamai dengan kondisi konsumsi listrik yang ada di Malaysia. Rata-rata konsumsi listrik di Jakarta telah mencapai 3.5000 hingga 4.000 kWh/kapita.
"Jadi kalian kalian ini sudah di negara cukup baik kalau tinggalnya di Jakarta. Tapi kalau saudara saudara kita di NTT tadi kan nah itu harus kita kejar supaya jika nantinya kWh/kapitanya tinggi," katanya.
Andy menambahkan, kondisi saat ini berbeda dengan beberapa waktu lalu. Di mana jumlah konsumsi listrik pada waktu itu masih dibatasi, sedangkan sekarang diperbolehkan untuk menambah peningkatan daya listrik.
"Sekarang mau nambah daya berapapun bisa apalagi kaya di Jakarta. Dengan meminta listrik sambungan premium. Bisa di Jakarta. Contohnya sekarang kenapa kita sudah menjadi indikator listriknya sudah cukup baik di Jakarta? (Bisa dilihat) saat Asian Games bagaimana kembang api, permainan lampunya, sedikit pun tidak mengganggu. Cukup berbanggalah dengan kondisi listrik sekarang," pungkasnya.
Baca juga:
Pemerintah Pastikan Tarif Listrik Tak Naik di 2019
Pemerintah Incar Rasio Elektrifikasi Tahun ini 99,9 Persen
Kondisi Freeport Terkini, Produksi Turun Hingga Tak Akan Bayar Dividen 2 Tahun
ESDM: Ekspor Konsentrat Freeport Indonesia Turun di 2019
51 Persen Saham Dikuasai Indonesia, Freeport Beri Kesejahteraan untuk Papua