Krisis SPBG DKI Terjadi Sejak Maret, Sopir Bajaj Cari BBG Hingga ke Bekasi
Sopir bajaj di Ibu Kota tengah kesulitan membeli bahan bakar gas (BBG). Sebab banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di DKI Jakarta tutup karena bangkrut. Salah satu sopir tersebut bernama Ade. Ade mengeluhkan BBG sulit dicari sudah hampir 6 bulan terakhir ini.
Sopir bajaj di Ibu Kota tengah kesulitan membeli bahan bakar gas (BBG). Sebab banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di DKI Jakarta tutup karena bangkrut. Salah satu sopir tersebut bernama Ade.
Ade mengeluhkan BBG sulit dicari sudah hampir 6 bulan terakhir ini. Padahal, ketersediaan BBG sangat penting untuk menunjang operasional sehari-hari para pengemudi bajaj.
-
Mengapa grup lawak Bajaj memilih untuk berpisah dan menjalani kegiatan masing-masing? Seiring berjalannya waktu, ketiganya tak lagi tampil di program TV yang sama. Melki mendapatkan program bersama sang istri di salah satu TV swasta. Begitu juga dengan Aden yang menjadi pembawa acara anak-anak. Sedangkan Isa memilih menjalani bisnis pakaian yang dirintisnya.
-
Apa yang dilakukan Ameena saat naik Bajaj? Ameena juga berfoto dengan berbagai pose di depan bajaj yang akan dia naiki.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Bagaimana BPH Migas memastikan pasokan BBM untuk MotoGP? "Kami melakukan pemantauan kesiapan beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Lombok, khususnya yang lokasinya dekat dengan lokasi pelaksanaan event internasional MotoGP Indonesia 2024 akhir September 2024.
-
Apa yang dijual oleh mantan tukang cuci piring tersebut di gerobak bajaj? Sesuai namanya, menu yang dijual adalah beberapa jenis pasta, spageti dan varian pizza.
-
Bagaimana reaksi Ameena saat naik Bajaj? Meskipun kendaraan ini tidak dilengkapi dengan AC, Ameena senang untuk menaikinya.
"(BBG sulit dicari) sejak sebelum pilpres (April) kemarin," kata Ade saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (28/9).
Ade mengungkapkan, bahkan SPBG langganan dirinya di daerah Pesing, Jakarta Barat kini sudah tutup total. Sementara di daerah lainnya ada yang masih beroperasi namun tidak setiap hari.
"Yang tutup di Pesing sampai sekarang belum buka. Yang di Jalan Perintis juga kadang buka kadang tutup," ungkapnya.
Bahkan, kata Ade, dirinya bersama kawan-kawan sesama sopir bajaj lainnya pernah mencari SPBG hingga ke daerah Bekasi. "Waktu Pesing, Perintis, Kawasan Pulogadung tutup kita ngisi gas sampai ke Pondok Ungu Bekasi," keluhanya.
Saat ini, kata dia, para sopir bajaj terutama yang beroperasi di kawasan Jakarta Pusat menggantungkan harapannya pada SPBG di daerah Monas. "Di Monas (ngisi BBG sekarang)," ujarnya.
Dia berharap pemerintah provinsi (Pemprov) DKI dapat segera menambah jumlah SPBG agar mereka tidak kesulitan mencari tempat mengisi bahan bakar. "Ditambah SPBG nya biar sopir bajaj itu tidak susah ngisi BBG," harapnya.
SPBG Banyak Bangkrut, 13.000 Bajaj Kesulitan Mendapatkan Pasokan Gas
Sebelumnya, Sekretaris Koperasi Bajaj Jaya Mandiri, Roby Parulian menyebut bahwa sekitar 12.000 bajaj kesulitan mendapat pasokan BBG di Jakarta karena SPBG yang bangkrut atau hanya mau melayani konsumen industri.
Dia menyebutkan dari total 45 SPBG yang berdiri pada 2016, kini tersisa 23 unit SPBG yang beroperasi meski pada awal 2019 tercatat masih ada 32 unit yang beroperasi.
Dari 23 SPBG yang masih beroperasi, yang bisa melayani kami itu cuma 15 SPBG. Bahkan di Jakarta Utara saja tidak ada SPBG sehingga pasokannya sangat terbatas," katanya.
Sebagai angkutan umum, Roby menilai kondisi tersebut sangat membatasi ruang gerak mereka. Koperasi Bajaj Jaya Mandiri mengoperasikan sekitar 2.500 bajaj BBG di DKI Jakarta.
Diskriminasi SPBG yang enggan menjual pasokan BBG ke bajaj juga masih cukup banyak ditemui. Di sejumlah lokasi, lanjut Roby, SPBG tidak menerima pengisian BBG bajaj karena harganya yang lebih murah dari BBG untuk industri.
Harga BBG untuk untuk industri berkisar Rp 5.000 per kiloliter setara premium (KLSP), sementara bajaj dikenakan Rp 3.100 per KLSP.
"Kami berharap di SPBG ada gas. Kami juga berharap pemerintah konsisten untuk menerapkan bahwa semua angkutan umum harus pakai gas," katanya.
(mdk/bim)