BMKG Bicara Potensi Puting Beliung Ekstrem Muncul di Jakarta, Apa Cirinya?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, angin puting beliung ekstrem bisa terjadi di mana saja.
BMKG Bicara Potensi Puting Beliung Ekstrem Muncul di Jakarta, Apa Cirinya?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, angin puting beliung ekstrem bisa terjadi di mana saja. Termasuk Jakarta.
"Kalau potensi selalu ada karena puting beliung muncul tidak selalu bersamaan dengan awan cumulonimbus. Puting beliung merupakan ikutan awan cumulonimbus," jelas Guswanto kepada merdeka.com, Kamis (22/2).
Guswanto menjelaskan, puting beliung merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan awan cumulonimbus. Selain itu, ada hujan lebat.
"Dampak ikutan dari pertumbuhan awan cumulonimbus berlanjut hujan lebat dan angin kencang dengan durasi singkat dan skala lokal," jelasnya.
Ciri-Ciri Angin Puting Beliung
Guswanto mengungkapkan ciri-ciri angin puting beliung. Dia menyebut, puting beliung secara visual merupakan fenomena angin kencang yang bentuknya berputar kencang menyerupai belalai.
Biasanya, angin kencang ini dapat menimbulkan kerusakan di sekitar lokasi kejadian.
Menurut Guswanto, puting beliung terbentuk dari sistem Awan Cumulonimbus (CB) yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem. Meskipun begitu, tidak setiap ada awan CB dapat terjadi fenomena puting beliung.
Dia menjelaskan, angin puting beliung dapat terjadi dalam periode waktu yang singkat dengan durasi kejadian umumnya kurang dari 10 menit.
"Prospek secara umum untuk kemungkinan terjadinya dapat diidentifikasi secara general, di mana fenomena puting beliung umumnya dapat lebih sering terjadi pada periode peralihan musim dan dan tidak menutup kemungkinan terjadi juga di periode musim hujan,"
kata Guswanto.
merdeka.com
Angin Puting Beliung Mirip Tornado
Guswanto mengatakan, secara esensial puting beliung dan tornado memiliki kemiripan. Keduanya sama-sama memiliki pusaran angin yang kuat, berbahaya, dan berpotensi merusak.
Menurut Guswanto, istilah tornado biasa dipakai di wilayah Amerika dan ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat.
Kecepatan angin tornado bisa mencapai ratusan km/jam dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kilometer sehingga dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa.
"Sementara itu, di Indonesia fenomena yang mirip tersebut diberikan istilah puting beliung dengan karakteristik kecepatan angin dan dampak yang relatif tidak sekuat tornado besar yang terjadi di wilayah Amerika," jelas Guswanto.
Guswanto mengimbau agar fenomena yang baru saja terjadi di Rancaekek tidak disebut sebagai tornado. Dia menyebut, penggunaan istilah tersebut bisa menimbulkan kehebohan di masyarakat.
"Cukuplah dengan menggunakan istilah yang sudah familiar di masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat memahaminya dengan lebih mudah," ujarnya.
Masyarakat tengah dihebohkan dengan fenomena angin puting beliung. Fenomena itu melanda kawasan Rancaekek Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat pada Rabu (21/2). Puluhan rumah rusak akibat kejadian tersebut.