BRIN Sebut Angin Tornado Pertama Muncul di Rancaekek, Ini Bedanya dengan Puting Beliung
Viral video angin tornado menerjang kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Kecepatan angin tornado juga lebih cepat ketimbang puting beliung.
BRIN Sebut Angin Tornado Pertama Muncul di Rancaekek, Ini Bedanya dengan Puting Beliung
Viral video angin tornado menerjang kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Peneliti BRIN menganalisis angin besar yang muncul di Rancaekek tergolong tornado. Tidak sedikit masyarakat mengira angin tersebut adalah puting beliung.
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Erma Yulihastin menjelaskan perbedaan angin tornado dan puting beliung. Perbedaan tornado dan puting beliung terlihat dari efek, kecepatan dan durasi angin.
Erma mengatakan tornado biasanya terjadi pada skala kekuatan yang lebih tinggi dan luas. Kecepatan angin tornado juga lebih cepat ketimbang puting beliung.
"Efek tornado: beda dengan puting beliung, tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam. Sudah pernah lihat film Twister 1996?," kata Erma dalam akun X dikutip merdeka.com, Kamis (22/2).
Perbedaan lainnya dari segi durasi. Angin puting beliung terjadi paling lama 10 menit. Berdasarkan data sejarah, menurutnya, hanya ada satu fenomena puting beliung tak biasa yang terjadi selama 20 menit di Cimenyan pada 2021.
"Selain itu juga durasi. Dalam kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia, hanya sekitar 5-10 menit itu pun sudah sangat lama. Hanya ada satu kasus yang tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021,"
papar Erma.
merdeka.com
BRIN melalui Kajian Awal Musim Jangka Madya Wilayah Indonesia (KAMAJAYA) sudah memprediksi peristiwa cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia pada 21 Februari 2024.
Bencana angin tornado menerjang Kecamatan Rancaekek di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mendata berbagai bangunan yang terdampak bencana tersebut, di antaranya PT Kwalram, Kawasan Industri Dwipapuri, Borma Rancaekek, Asrama Brimob Polda Jabar, hingga minimarket di Kecamatan Jatinangor juga mengalami kerusakan.