KSPI: Investor China belum teruji, kalau tak untung mereka kabur
Serikat pekerja ungkap 4 beda investor China dan non-China.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkap sejumlah perbedaan mendasar antara perusahaan China dengan perusahaan asing lainnya,
Ini menyikapi fenomena bergugurannya perusahaan Jepang dan Amerika Serikat di tengah menjamurnya investasi China di Tanah Air.
-
Bagaimana Cak Imin membandingkan pelayanan investasi di Indonesia dengan Cina? Menurut Cak Imin, pelayanan terhadap investasi di Indonesia masih jauh dari Cina. Kata ketua umum PKB ini, di Cina telah memberikan pelayanan yang memadai."Pelayanan yang diberikan kepada investasi jauh dari Tiongkok misalnya. Mereka betul-betul pelayanan yang memadai," ujarnya.
-
Apa yang akan dilarang oleh AS untuk investasi ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Bagaimana Indonesia mendorong investasi dalam CCS? MOU antara pemerintah Indonesia dan ExxonMobil baru-baru ini mencakup investasi 15 miliar USD dalam industri bebas emisi CO2.
-
Mengapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Kapan Tiongkok menjadi investor kedua terbesar di Indonesia? Tercatat pada 2013 lalu, Tiongkok sudah menempati urutan 12 kontributor penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. Posisi ini berubah di tahun 2022 di mana negara tersebut sudah berada di urutan kedua.
-
Siapa yang bertemu dengan Airlangga Hartarto saat membahas investasi di Indonesia? Delegasi kongres Amerika Serikat yang terdiri Jonathan Jackson, Young Kim, Andy Barr, dan Jasmine Crockett, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta di Jakarta, Senin (28/8).
Salah satunya, produsen otomotif SAIC-GM-Wuling (SGMW) yang membangun pabrik mobil di Bekasi, Jawa Barat, senilai Rp 9,7 triliun.
"Pertama dari sisi penyerapan tenaga kerja, perusahaan Jepang dan AS tidak menyertakan unskilled worker bekerja di mana investasi mereka ditanamkan. Sedangkan perusahaan China turut menyertakan unskilled worker," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/2).
Kedua, perusahaan Jepang dan AS telah sejak lama berinvestasi di Indonesia. Sedangkan perusahaan China baru saat ini saja mulai gencar berinvestasi.
"China ini belum teruji, faktanya investasi China kalau tidak untung mereka kabur. Pabrik dan mesinnya sewa sehingga tinggal kabur badan. Itu terjadi di perusahaan tekstil, garmen, komponen elektronik yang kecil-kecil," jelas dia.
Ketiga, perusahaan Jepang dan AS tunduk pada aturan-aturan normatif ketenagakerjaan, semisal, upah minimum, jaminan kesehatan dan pensiun. Jika melakukan pemecatan, itu dilakukan sesuai aturan berlaku di Indonesia.
"Perusahaan China di Pulogadung misalnya, itu membayar upah dibawah upah minimum. UMP DKI kan saat ini Rp 3,1 juta, tetapi pekerjanya ada yang masih dibayar Rp 2,6 juta, ada yang Rp 2,8 juta," ungkapnya.
Keempat, investasi China lebih pada proyek mercusuar, seperti, kereta cepat, pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW). Sedangkan investasi Jepang dan AS mengandalkan dana internal.
"China meminjam dana dari negara. Karena mereka mengandalkan bank infrastruktur Asia yang didirikan China sebagai pelaku utama, seperti kereta cepat. Tetapi ketika mereka rugi, maka yang akan menanggung adalah negara."
Baca juga:
DPR sentil pemerintah saat ramai perusahaan dunia pergi dari RI
Program 'karpet merah' Bea Cukai bikin pelaku usaha semringah
Pemerintah mengaku kantongi jurus tangkal dampak PHK massal
Ini kata Rachmat Gobel soal hengkangnya Panasonic dan Toshiba
Ini penjelasan Panasonic soal hengkangnya dari Indonesia