Saham di Pasar China Ambles Saat Negara-Negara Asia Menguat
Saham di pasar Asia menunjukkan tren positif pada hari Selasa (19/11).
Saham di pasar Asia menunjukkan tren positif pada hari Selasa (19/11), meskipun pasar saham di China mengalami penurunan. Kenaikan ini mengikuti pemulihan sebagian besar saham di Amerika Serikat yang meredakan kerugian pekan lalu.
Melansir Associated Press (AP), pasar saham di beberapa negara Asia, seperti Jepang dan Korea Selatan, menunjukkan kenaikan. Misalnya, Indeks Nikkei 225 di Tokyo naik 0,4 persen, sementara Kospi di Seoul naik 0,2 persen.
Sektor-sektor di India dan Taiwan juga mencatatkan performa yang kuat, dengan Sensex India melonjak 1,2 persen dan Taiex Taiwan naik 1,3 persen dan dii Bangkok, SET mencatatkan kenaikan 1,1 persen.
Pasar Saham China Melemah
Sementara itu, pasar saham China justru melemah. Indeks Shanghai Composite turun 0,9 persen, tetapi Hang Seng di Hong Kong bergerak naik tipis 0,1 persen setelah sempat terkoreksi.
Kekhawatiran tentang kebijakan tarif yang mungkin diberlakukan oleh pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump dan ketidakpastian mengenai dampak kebijakan stimulus baru menjadi faktor utama yang membebani pasar China.
Pemulihan Pasar Saham AS
Di pasar saham AS, sentimen positif mulai kembali muncul. S&P 500 naik 0,4 persen setelah mengalami penurunan berturut-turut dalam tiga hari. Sektor-sektor yang sebelumnya diuntungkan oleh kebijakan Trump, seperti bank dan perusahaan kecil, kembali mencatatkan kenaikan.
Saham CVS Health melonjak 5,4 persen setelah mengumumkan penambahan empat anggota baru di dewan direksi. Liberty Energy juga menunjukkan kenaikan sebesar 4,9 persen, setelah Trump memilih CEO perusahaan tersebut, Chris Wright, sebagai calon Menteri Energi.
Namun, ada kekhawatiran tentang potensi inflasi yang lebih tinggi di bawah kebijakan Trump, yang menyebabkan imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat. Hal ini dapat membatasi ruang gerak Federal Reserve dalam menurunkan suku bunga, yang berfungsi untuk menjaga agar ekonomi tetap tumbuh dan pasar tenaga kerja stabil.
Beberapa perusahaan besar diperkirakan akan melaporkan hasil keuangan mereka minggu ini. Nvidia, dengan lonjakan harga saham sebesar 183 persen tahun ini, menjadi sorotan utama. Selain itu, perusahaan besar lainnya seperti Lowe’s, Walmart, Target, dan Deere juga akan melaporkan kinerja keuangan mereka.
Harga Minyak dan Pergerakan Mata Uang
Harga minyak mentah mengalami sedikit kenaikan pada hari Selasa. Minyak mentah AS naik 1 sen menjadi USD69,18 per barel (sekitar Rp1 juta), sementara minyak Brent, yang menjadi patokan internasional, naik 4 sen menjadi USD73,34 per barel (Rp1,1 juta).
Di pasar valuta, dolar AS sedikit melemah menjadi 154,50 yen Jepang, sementara euro turun tipis menjadi USD1,0587. Kemudian, Rupiah Indonesia sendiri tercatat menguat 0,28 persen menjadi Rp15.812,5 per dolar AS berdasarkan laporan per 10:57 WIB, Selasa (19/11).
Dengan ketidakpastian ekonomi yang melanda pasar global, investor terus memantau langkah-langkah ekonomi yang akan diambil oleh pemerintahan Trump serta dampaknya terhadap pasar saham dan komoditas global.
Reporter Magang: Thalita Dewanty