Kuartal-I 2018, VIVA bukukan pendapatan Rp 625,6 miliar
PT Visi Media Asia Tbk, membukukan pendapatan pada kuartal-I 2018 mencapai Rp 625,6 miliar. Pada kuartal yang sama perusahaan dengan kode saham VIVA tersebut juga mencatat EBITDA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi sebesar Rp 129,0 miliar.
PT Visi Media Asia Tbk, membukukan pendapatan pada kuartal-I 2018 mencapai Rp 625,6 miliar. Pada kuartal yang sama perusahaan dengan kode saham VIVA tersebut juga mencatat EBITDA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi sebesar Rp 129,0 miliar.
"VIVA membukukan pendapatan mencapai Rp 625,6 miliar, sedangkan EBITDA yang berhasil dicapai sebesar Rp 129 miliar," ujar Presiden Direktur PT Visi Media Asia, Anindya Bakrie saat memberikan paparan rapat umum pemegang saham tahunan di JS Luwansa, Jakarta, Selasa (26/6).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Bagaimana generasi muda mendapatkan informasi tentang saham? Memanfaatkan teknologi baru yang semakin canggih dan user friendly, generasi muda mulai memanfaatkan media sosial untuk mencari dan menyebarkan informasi, yang menjadi salah satu dasar dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
Anindya menjelaskan, pada tahun 2017, di tengah-tengah menurunnya belanja iklan bersih TV FTA yang turun sebesar 2,3 persen, VIVA mampu mencapai pertumbuhan pendapatan sebesar 3,3 persen menjadi Rp 2,8 triliun.
Sementara itu laba bersih pada tahun 2017 tercatat sebesar Rp 151,7 miliar. Pencapaian ini disebabkan penghasilan yang bersifat one-time yang timbul dari partisipasi perseroan di program tax amnesty pada tahun 2016.
"Jika disesuaikan untuk penghasilan yang bersifat one-time ini, maka laba bersih pada tahun 2016 tercatat sebesar Rp 131,0 miliar dengan pertumbuhan sebesar 15,8 persen pada 2017," jelas Anindya.
Anindya menjelaskan berbagai perkembangan dan pencapaian yang menggembirakan di sepanjang 2017 dan 2018 menjadi landasan yang kuat untuk pertumbuhan ke depan. Dengan semakin membaiknya kondisi ini, maka belanja iklan diperkirakan juga akan bertumbuh.
"Perseroan akan terus berusaha bersaing mendapatkan pangsa pasar melalui terciptanya konten hiburan dan gaya hidup di ANTV, konten berita dan olahraga yang seru di tvOne. Serta memperkuat keberadaan digitalnya. Semua upaya akan didukung oleh sinergi lintas platform serta acara offline seperti meet and greet, event olahraga dan sebagainya," tandasnya.
Baca juga:
5 Sekuritas siap selenggarakan pendidikan pasar modal daring
Raup laba Rp 1,3 triliun, SCMA sebar dividen 2017 Rp 75 per saham
Ini kata bos OJK soal penunjukan Inarno Djajadi sebagai dirut anyar BEI
BEI catat 40 persen transaksi harian bursa saham dilakukan asing
Respons beragam bursa Asia sambut pertemuan Trump dan Kim Jong-un