Laba bersih anjlok, PTBA janji tak pecat karyawan
PTBA memilih memangkas anggaran belanja modal sebagai bentuk efisiensi.
Laba bersih PT Bukit Asam Tbk (PTBA) anjlok hingga 44 persen sepanjang semester pertama tahun ini dibanding laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya. Meski laba perseoran anjlok, PTBA berjanji tidak akan melakukan pemecatan karyawan dan tetap berupaya menggenjot produksi.
"Kita tidak ada rencana rasionalisasi karyawan. Kita bahkan baru rekrut tenaga S1,D3, dan SMA, bahkan juga dari eks outsourcing sejumlah 300 orang," ujar Direktur Utama PTBA Milawarma di Kantor Pusat PTBA, Jakarta, Jumat (26/7).
-
Bagaimana TPA Piyungan ditutup? Penutupan ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembuatan pagar TPA dan penanaman vegetasi.
-
Apa itu DPTb? DPTb atau Daftar Pemilih Tetap Tambahan adalah daftar pemilih yang ditambahkan setelah DPT (Daftar Pemilih Tetap) selesai disusun dalam pemilu.
-
Kenapa TPA Piyungan ditutup? Mulai April 2024, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan resmi ditutup permanen.
-
Apa yang dihasilkan oleh PLTA Ketenger? Selain untuk menggerakkan turbin, air dari PLTA Ketenger juga dialirkan menuju saluran irigasi untuk mengairi pertanian sekitar.
-
Mengapa PLTA Ketenger dibangun? Dikutip dari Wikipedia, PLTA Ketenger dibangun untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi rumah-rumah di Kota Purwokerto, Kabupaten Purbalingga, hingga Kebumen.
-
Kapan TPA Piyungan ditutup? Penutupan TPA Piyungan diberlakukan mulai 23 Juli hingga 5 September 2023.
Alasan perekrutan tersebut, lanjut dia, karena perseroan tengah fokus melakukan pengembangan usaha yang secara teknis membutuhkan tambahan jumlah tenaga kerja.
"Karena kita dengan pertimbangan fasilitas kita akan berkembang. Kemudian, proyek kita juga nambah, yang tadinya penambang batu bara sekarang sudah lebih banyak masuk ke listrik dan lain-lain, itu kan butuh operator," tegas dia.
Mila menambahkan, perseroan tidak akan melakukan pemecatan karyawan. Sebaliknya, yang dilakukan perseroan adalah efisiensi pengeluaran. Semisal mengurangi belanja modal yang tidak perlu. Dengan kata lain, alokasi belanja modal akan dipangkas.
"Kita juga melakukan maintenance belanja modal (capex). Kita hanya keluarkan capex yang memiliki nilai operasional jadi capex yang kurang berdampak akan kita pangkas," tegasnya.
Sepanjang paruh pertama 2013, perseroan mencatat penurunan laba sebesar 44 persen dari Rp 1,5 triliun pada semester I tahun 2012 menjadi Rp 870,12 miliar di semester I 2013.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, Jumat (26/7) terungkap bahwa turunnya laba tersebut imbas dari menurunnya penjualan sebesar 6,12 persen dari Rp 5,79 triliun pada semester I/2012 menjadi Rp 5,43 triliun pada akhir Juni 2013.
Selain itu, beban pokok penjualan juga meningkat menjadi Rp 3,66 triliun dari Rp3,11 triliun. Beban umum perseroan juga bertambah menjadi Rp 466,4 miliar dari Rp 445,95 miliar.
Adapun laba bersih per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun tajam menjadi Rp 398 dibanding akhir Juni tahun lalu sebesar Rp675 per saham.
Sementara kas dan setara kas perseroan juga tercatat turun 44 persen dari Rp 5,9 triliun menjadi Rp 3,3 triliun pada akhir semester I 2013.
(mdk/noe)