Lagi Thrifting di AS, Pria ini Malah Temukan Jaket Universitas Paramadina Harganya Rp126.411
Hal ini membuatnya shock karena jaket kampus di Indonesia bisa sampai Amerika.
Hal ini membuatnya shock karena jaket kampus di Indonesia bisa sampai Amerika.
Lagi Thrifting di AS, Pria ini Malah Temukan Jaket Universitas Paramadina Harganya Rp126.411
Membeli barang-barang bekas (thrifting) tak hanya dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Aktivitas ini juga banyak dilakukan masyarakat di berbagai belahan dunia, salah satunya Amerika Serikat (AS).
- Mahasiswa UMJ Ditarik dan Dicekik Pria Misterius usai Tanya Wadas ke Ganjar
- Pensiun dari Kepala Sekolah Bule Asal Amerika Serikat Ini Rela Tinggal di Desa Terpencil di Cianjur 'Ingin Menyendiri'
- Kerja Sama dengan BP Jamsostek, Universitas Garut Berikan Perlindungan Jaminan Asuransi kepada Mahasiswanya yang KKN
- Pomprov Jatim II Ricuh, Tim Futsal Unisma dan Ubhara Baku Hantam di Lapangan
Namun, ada hal unik yang dialami oleh salah satu pengguna instagram @juliorumangu.
Sebab, saat dirinya sedang mengunjungi thrift store di AS, dirinya menemukan jaket Universitas Paramadina yang dijual di toko tersebut.
Jaket berwarna hitam dengan tulisan Paramadina di bagian dada kiri itu dijual dengan harga USD7,98 atau Rp126.411.
"Lagi di Thrift Store di US. Dan tiba-tiba gue shock dong. Karena di antara deretan baju ini ada satu jaket yang...Universitas Paramadina dong. Dijual harganya USD7,98. Gak habis thinking," kata Julio dalam videonya.
"Di Indonesia pake jaket Harvard, di US pake jaket universitas paramadina. Jaya terus universitas paramadina," tulisnya dalam caption video.
Video ini pun mendapat berbagai komentar dari netizen. Banyak yang mengatakan bahwa pakaian bekas yang dijual di toko thrift berasal dari sumbangan dan dijual dengan harga murah.
"Fyi kebanyakan market thrifting di USA itu barangnya dari donatur donatur yang diserahin ke market itu, jadi yaa bisa jadi jaket itu dari donatur orang indo yang berdomisili disana," tulis @_mrm*****."Kalo disini thrifting buat gaya-gayaan. Kalo disana thrifting buat bertahan hidup. Itu pakaian sumbangan semua dan dijual sangat murah," tulis akun @ong****.
"Ini kali ya yang dirasain orang korea kalo lagi thrifting di Senen," tulis akun @ast****.
"Ada loh bule yang seneng bgt dan bangga banget pake jaket ojol yg warna ujo," tulis akun @sail*****.
Menurut Jennifer Le Zotte, sejarawan dan penulis asal Amerika Serikat, tren thrifting itu mulai berkembang sejak abad 19. Di Inggris, pakaian bekas mulai banyak digunakan sejak era 1980-an.
Di Amerika Serikat, tiap 17 Agustus bahkan ada perayaan National Thrift Store Day. Di hari itu, biasanya ada diskon besar-besaran.
Di Indonesia, thrifting juga mulai menjamur di tahun 90-an.
Sebutannya dulu beragam. Ada yang menyebut Dalbo, atau udal-udal kebo. Ada juga yang menyebutnya dengan Babebo (barang bekas bos). Yang umum ya menyebutnya dengan barang second.