Langkah Erick Thohir untuk Tingkatkan Profitabilitas BUMN Dinilai Wajar
Langkah Erick dalam memilih talent di BUMN sudah sesuai, jika prioritas diberikan kepada tenaga profesional. Kendati begitu ada beberapa hal yang tetap mesti diperhatikan oleh pemerintah.
Keputusan Menteri BUMN, Erick Thohir menempatkan seseorang di perusahaan BUMN dengan argumentasi kapabilitas, profesionalitas dinilai wajar. sebab, BUMN merupakan perusahaan negara memiliki target bisnis.
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto mengatakan, sekalipun menggunakan pendekatan ala political appointee alias penunjukan secara politis terhadap seseorang untuk duduk di BUMN, juga merupakan hal biasa. Sebab, itu dimaksudkan guna menjaga arah perusahaan-perusahaan BUMN tersebut.
-
Siapa yang menuding Erick Thohir sering mengganti direksi dan komisaris di BUMN? Penelusuran Sementara artikel berita yang yang ada dalam video membahas soal kritikan dari anggota Komisi VI kepada Erick Thohir yang dinilai kerap gonta-ganti jajaran direksi maupun komisaris di BUMN yang dianggap tidak berkompeten.
-
Apa yang dirayakan oleh Erick Thohir? Erick Thohir baru saja merayakan ulang tahun istrinya Elizabeth Tjandra.
-
Apa yang dilakukan Erick Thohir di Stadion GBK? Ketua Umum PSSI, Erick Thohir melakukan pengecekan kondisi Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada hari ini, 7 September, dalam rangka mempersiapkan laga penting melawan tim nasional Australia.
-
Kenapa Erick Thohir mengapresiasi pencapaian BRI? Menurut Erick, keberhasilan BRI mencatatkan kinerja positif selama ini juga dirasakan hingga ke pelaku usaha UMKM. Berbagai program yang dilakukan BRI, termasuk program pemberdayaan, nyatanya terbukti sukses dalam memutar perekonomian secara umum. "Ini adalah pilar perekonomian. UMKM yang terus bergerak dengan dukungan BRI, mampu menunjukkan kinerja yang sangat baik. Implikasinya terlihat dari level usaha riil di masyarakat. Ekonomi tumbuh. Di sisi lain, BRI pun menunjukkan catatan kinerja yang baik," ujar Erick.
-
Apa yang disoroti oleh Erick Thohir usai pertandingan? Seusai pertandingan, Erick menyoroti perayaan berlebihan yang dilakukan oleh Timnas U-16 Australia.“Kenapa mereka selebrasi berlebihan? Karena U-23 mereka kalah sama kita,” kata Erick dikutip dari ANTARA pada Selasa (2/7).
-
Apa yang diungkapkan Erick Thohir terkait performa Timnas Indonesia? "Kami lebih banyak bertahan. Serangan balik kami belum optimal. Mungkin perlu lebih banyak latihan ke depannya," ungkap Erick Thohir kepada para wartawan.
"Political appointee sepanjang yang bersangkutan profesional dan mampu mengelola BUMN dengan efektif saya kira wajar saja. Beberapa contoh yang sukses model Robby Djohan atau Ignasius Jonan sudah memberikan bukti tersebut," ujar pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto, saat dihubungi media, Minggu (28/6).
Seperti diketahui, Ignasius Jonan sebelumnya ditunjuk sebagai Dirut PT KAI (Persero) pada tahun 2013. Adapun almarhum Robby Djohan tercatat membesarkan Bank Niaga, lalu menyelamatkan Garuda Indonesia dari kebangkrutan, juga mengantarkan merger besar beberapa bank BUMN menjadi Bank Mandiri.
Perombakan yang terjadi di tubuh BUMN saat ini dinilai sudah sesuai dan objektif dalam arti merujuk pada peraturan yang berlaku. Terlebih, dalam seleksi pemilihan itu sudah melalui kompetisi.
"Seleksi dari awal sudah dilakukan dengan objektif, memperhatikan kompetensi dan track record kandidat, serta memiliki integritas yang kuat untuk meng-handle isu governance yang kompleks di perusahaan plat merah," kata Toto.
Namun demikian, Toto mendesak agar Menteri BUMN terus memperbaiki kinerja BUMN. Apalagi ada tantangan lain di mana tingkat profitabilitas rata-rata BUMN masih rendah yakni hanya rata-rata di bawah 5 persen. Demikian juga angka return of asset rendah, maka ke depan BUMN harus concern meningkatkan kemampuan laba dan menggerakkan aset agar produktif. .
"Ke depan mungkin Indonesia akan punya lebih sedikit BUMN, tapi kondisinya lebih sehat dan berdaya saing," kata Toto menambahkan.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi yang juga dosen Perbanas Institute, Piter Abdullah, menilai langkah Erick dalam memilih talent di BUMN sudah sesuai, jika prioritas diberikan kepada tenaga profesional. Kendati begitu ada beberapa hal yang tetap mesti diperhatikan oleh pemerintah.
Menurut Piter, setiap penunjukan pejabat di BUMN harus sesuai dengan karakter perusahaan dan kebutuhan bisnis di masa depan, juga memiliki wawasan yang mumpuni. Karena, karakteristik BUMN dan swasta sangat berbeda. Bisa berhasil di swasta, tapi tantangan di BUMN selalu lebih berat.
Misal, keberhasilan dalam mengelola satu perusahaan rintisan belum tentu menjadi jaminan dan akan mampu memimpin BUMN, karena karakteristik BUMN yang unik, membutuhkan pengalaman dan wawasan. "Memberi kesempatan kepada professional saya kira itu sudah dan selama ini dilakukan, memang seharusnya begitu. Pengelolaan BUMN harus diberikan kepada para profesional," ujar Piter.
Kementerian BUMN Sebut Bukan Pertama Kali WNA Jadi Direktur di BUMN
Media sosial tengah dihebohkan dengan kabar adanya warga negara asing (WNA) WNA bernama Antonius Reiner tersebut tercatat menjabat sebagai Direktur Transformasi Bisnis PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika)-IHC. Hal itu tercatut dalam laman resmi direksi Pertamedika-IHC.
Posting-an di salah satu media sosial menyebutkan, ini adalah pertama kalinya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merekrut WNA di jajaran direksi.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membantah jika ini pertama kalinya BUMN memiliki direksi WNA. Perusahaan seperti Garuda, Telkomsel, Mandiri Sekuritas dan lainnya juga pernah memiliki direksi WNA.
"Kalau dibilang ini baru pertama? Ya enggak, bahkan dulu pernah di Garuda ada direksi yang namanya Erik Meijer, itu pernah, coba dicek. Lalu Telkomsel ada, Mandiri Sekuritas ada," ujar Arya saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (29/6).
Sebagai informasi, Erik Meijer memang tercatat pernah menjabat sebagai Direktur & Executive Vice President Bidang Pemasaran dan Penjualan di Garuda Indonesia tahun 2013. Erik saat itu masih menjadi WNA asal Belanda.
Arya menambahkan, pihaknya menunjuk Antonius yang seorang diaspora untuk ditarik kembali untuk membantu membangun Indonesia.
"Kita pilih diaspora, dia orang Indonesia, di luar negeri. Kita tarik lagi ke Indonesia. Dia orang Indonesia lahir di Indonesia, sekolah di Indonesia, nah kuliah dan berkarier di luar negeri. Itu kita tarik untuk membangun anak usaha BUMN," ucapnya.
Arya lantas menyayangkan mengapa keputusan ini harus diributkan padahal pernah dilakukan sebelumnya.
"Kalau sekarang dipertanyakan ini orang-orang pada lupa apa gimana, ya, Garuda pernah loh enggak ada masalah enggak ada ribut, kok sekarang diributkan, makanya kita bingung. Apalagi ini diaspora yang kita ajak kembali ke Indonesia untuk membangun anak usaha BUMN," tandasnya.
(mdk/idr)