Laporan Google: Pendapatan E-commerce Indonesia Naik 54 Persen di 2020
Pertumbuhan pesat pendapatan e-commerce juga ditunjang oleh peningkatkan konsumen digital pada tahun ini.
Laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company di periode tahun ini mencatat bahwa e-commerce di Indonesia berhasil memperoleh kenaikan pendapatan hingga 54 persen atau menjadi USD 32 miliar pada 2020, dari USD 21 miliar pada 2019.
Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf mengatakan, momentum kenaikan pendapatan e-commerce di Indonesia tercermin dari peningkatan 5 kali lipat jumlah supplier lokal yang mencoba berjualan secara online selama pandemi Covid-19. Menyusul masifnya program digitalisasi UMKM yang diluncurkan pemerintahan Jokowi di masa kedaruratan kesehatan ini.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Bagaimana Kota Tua Jakarta berkembang menjadi pusat perdagangan? Kota ini menjadi markas besar VOC di Hindia Timur dan berkembang pesat dari perdagangan rempah-rempah.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Kenapa Jack Ma memulai bisnis e-commerce? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
-
Bagaimana Indonesia mendukung pertumbuhan industri esports? Pertumbuhan esports di Indonesia mendapat dukungan besar dari pemerintah. Esports bukan hanya gaya hidup, tapi juga profesi.
"Laporan tahun ini menunjukkan e-commerce mengalami kenaikan pendapatan yang pesat mencapai USD 32 miliar atau naik 54 persen. Karena ada program 13 persen UMKM Go online juga dari pemerintah juga," ujar Randy Jusuf dalam webinar Laporan e-Conomy SEA 2020 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, Selasa (24/11).
Selain itu, pertumbuhan pesat pendapatan e-commerce juga ditunjang oleh peningkatkan konsumen digital pada tahun ini. Tercatat, ada lebih dari sepertiga konsumen baru dari total eksisting di Asia Tenggara yang mulai memanfaatkan layanan penjualan secara digital karena pandemi Covid-19.
Sementara di Indonesia, ada sebanyak 37 persen konsumen baru digital yang mulai memanfaatkan layanan e-commerce karena pandemi Covid-19.
"Rinciannya, lebih dari setengah konsumen digital baru di tanah air itu berasal dari daerah non-metro dan 93 persen dari mereka berkata akan terus menggunakan setidaknya satu layanan digital setelah pandemi berakhir," terangnya.
Kebijakan PSBB
Di samping itu, adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah juga turut menyumbang kenaikan pendapatan e-commerce pada tahun ini.
"Untuk waktu online rata-rata per hari selama pandemi untuk tujuan pribadi tercatat meningkat dari 3,6 jam sebelum pandemi, menjadi 4,7 jam selama PSBB, dan kemudian 4,3 jam setelah PSBB," tutupnya.
(mdk/idr)