Lengkap, Ini Cara Mudah Memahami Istilah Greenflation dan Greedflation
Menurut Mahfud, greenflation memiliki korelasi dengan ekonomi hijau, yang artinya ekonomi sirkuler.
Gibran Rakabumi Raka melontarkan pertanyaan kepada Cawapres nomor urut 03 Mahfud MD, soal bagimana mengatasi greenflation di Indonesia.
Lengkap, Ini Cara Mudah Memahami Istilah Greenflation dan Greedflation
Lengkap, Ini Cara Mudah Memahami Istilah Greenflation dan Greedflation
- 6 Cara Mengatasi Inflasi dan Penjelasannya, Perlu Diketahui
- Gibran Tanya ke Anak Muda soal SGIE dan Greenflation: Bukan Topik Receh, Setuju Enggak?
- Mengenal Greenflation, Istilah yang Ditanyakan Gibran ke Mahfud hingga Bikin Debat Cawapres Memanas
- Mengenal Hilirisasi: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya
Dalam debat pemilihan presiden (Pilpres) ke-4, calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 02, Gibran Rakabumi Raka melontarkan pertanyaan kepada Cawapres nomor urut 03 Mahfud MD, soal bagimana mengatasi greenflation di Indonesia.
Dengan lugas Mahfud menjawab, salah satu langkah yang akan dia lakukan adalah menfaatkan produk-produk yang tidak dipakai dengan mendaur ulang atau recycle produk tersebut.
Menurut Mahfud, greenflation memiliki korelasi dengan ekonomi hijau, yang artinya ekonomi sirkuler. Sebuah aktivitas ekonomi yang menekan karbon serta ramah lingkungan.
Menanggapi hal tersebut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudisthira menjelaskan Greenflation adalah inflasi yang diakibatkan dari proses transisi ke energi bersih atau net zero emission.
Dia mengatakan greenflation atau inflasi hijau belum akan terjadi di Indonesia dalam waktu dekat.
Bhima menilai, dengan komitmen transisi energi yang tidak kuat, baik dalam penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara dan dorongan ke energi terbarukan maka greenflation itu baru terjadi puluhan tahun kedepan untuk konteks di Indonesia.
Sementara di Prancis seperti yang dicontohkan Gibran dalam debat. Prancis memiliki bauran energi baru dan terbarukan yang tinggi sekali sudah lebih dari 88 persen. Sehingga tidak sebanding dengan situasi di Indonesia.
"Dampaknya belum ada di indonesia. Sejauh ini bauran energi terbarukan juga masih sangat kecil, sementara yang justru sebabkan kenaikan inflasi adalah energi fossil yang harga nya fluktuatif atau fossiflation. Sementara di Indonesia impor migasnya besar sekali," ujar Bhima kepada Merdeka.com, Rabu (24/1).
Persoalan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) karena pengurangan subsidi dari pemerintah juga bukan disebabkan greenflation.
"Ini semata karena uang subsidi BBM yang dikurangi beralih ke proyek infrastruktur yang tidak ada kaitannya dengan transisi energi. Harusnya perhatian Gibran ke fossiflation bukan pada greenflation," jelasnya.
"Andai pun terjadi tekanan pada biaya transisi energi dalam jangka panjang maka solusinya adalah mencabut subsidi dan insentif energi fosil kemudian digeser ke energi terbarukan. Cara itu akan efektif mitigasi green inflation," ungkapnya.
Di sisi lain, bukan hanya istilah greenflation, kini ada istilah baru yakni greedflation. Lantas apa itu greedflation?
Apakah kedua istilah tersebut memiliki arti yang sama?
Bhima menerangkan greedflation merupakan inflasi yang disebabkan oleh perusahaan yang melakukan mark up harga dengan mengambil keuntungan lebih besar, sehingga membebankan kepada para konsumen.
Bhima menyebut biasanya perusahaan yang menimbulkan greedflation adalah perusahaan yang bergerak di sektor migas, pangan dan properti.
"Greedflation itu inflasi karena perusahaan terutama di sektor migas, pangan dan properti mengambil keuntungan terlalu besar dan dibebankan ke konsumen," ungkap Bhima.
Melansir dari context, istilah greedflation lahir setelah adanya survei dari Markets Live Pulse (MLIV). Di dalam survei itu mengungkapkan bahwa sebanyak 90 persen responden menyetujui bahwa perusahaan mengambil mark up atau keuntungan yang sangat besar, sehingga muncullah istilah tersebut.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto yang menyebut bahwa greedflation berbeda dengan greenflation.
Eko menerangkan greedflation adalah sebuah perilaku pengusaha dalam memainkan harga.
"Kalau greedflation ini perilaku aji mumpung produsen dalam memainkan harga," katanya kepada Merdeka.com, Rabu (24/1).