Lion Air sembunyikan partner lain yang ikut kelola Bandara Halim
"Kami ingin swasta mengelola bandara tapi saya tidak perlu mengatakan dengan siapa kerjasama," kata Edward Sirait.
Maskapai penerbangan Lion Air tidak sabar ingin mengembangkan Bandara Halim Perdanakusuma. Pengembangan bandara ini menyusul keputusan Mahkamah Agung yang menyerahkan pengelolaan kepada PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS).
Nantinya, dalam pengelolaan aset negara yang dipakai untuk TNI Angkatan Udara tersebut, Lion Group memiliki saham 80 persen sedangkan 20 persen saham di miliki Induk Koperasi Angkatan Udara.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Bagaimana bandara Lolak diresmikan? Peresmian ini ditandai dengan pendaratan perdana pesawat tipe DHC-6 Twin Otter maskapai SAM Air sekitar pukul 15.52 WITA.
Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengatakan dengan putusan MA tersebut, pihaknya akan mengembangkan terminal Bandara Halim Perdanakusuma, dari kapasitas 4 juta penumpang per tahun menjadi 11 juta per tahun.
"Kita ingin membuka kembali jalur penerbangan Jakarta. Kalau tidak begini kita tidak menemukan solusi lain, tidak bisa," kata Edward ketika ditemui di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (15/10).
Rencana pengembangan Bandara Halim Perdanakusuma, sudah direncanakan sejak sepuluh tahun lalu. Namun kemungkinan rencana ini akan baru dilaksanakan tahun ini. Dalam pengelolaan bandara, Lion Air tidak menutup kemungkinan akan bekerjasama dengan pihak lain dalam mengoperasikannya.
"Kami tidak menutup kemungkinan kerja sama dengan pihak lain. Kami ingin swasta mengelola bandara tapi saya tidak perlu mengatakan dengan siapa kerjasama," katanya.