Manfaatkan Eceng Gondok, PLTU Lontar Raih Penghargaan Internasional
Tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN meraih penghargaan internasional pada ajang ASEAN Coal Awards 2021. Salah satunya adalah PLTU Lontar di Banten yang menggunakan sistem Co-firing dan eceng gondok sebagai bauran batu bara.
Tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN meraih penghargaan internasional pada ajang ASEAN Coal Awards 2021. Salah satunya adalah PLTU Lontar di Banten yang menggunakan sistem Co-firing dan eceng gondok sebagai bauran batu bara.
PLTU Lontar yang sudah beroperasi sejak 2012 lalu di Tangerang, Banten, terbilang unik. Menggunakan metode Co-firing, PLTU ini menggunakan biomassa berbasis eceng gondok dan sampah dalam baurannya dengan batubara, sehingga diklaim turut menjawab masalah lingkungan di sekitar area operasinya.
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Siapa yang membangun PLTU Batang? PLTU Batang merupakan proyek dengan pola Kerjasama Pemerintah Swasta skala besar pertama dengan nilai investasi lebih dari USD 4 miliar.
-
Mengapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
-
Apa itu PLBN Entikong? Ya, bangunan tersebut adalah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, perbatasan Indonesia-Malaysia.
-
Siapa yang membangun PLTS di IKN Nusantara? PLTS ini dibangun melalui subholding PLN Nusantara Power (NP) bekerja sama dengan perusahaan energi asal Singapura, Sembcorp Utilities Pte. Ltd.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengapresiasi, kemenangan PLN dalam Coal Awards 2021. Dia berharap penghargaan ini akan menjadi motivasi untuk meningkatkan kinerja secara nasional, regional maupun global.
"Serta mendukung promosi penggunaan batu bara yang bersih lingkungan secara berkelanjutan di ASEAN," dalam keterangan resmi, Kamis (16/9).
ASEAN Coal Awards merupakan bagian dari kampanye pemanfaatan teknologi batu bara yang ramah lingkungan di ASEAN. Adapun penghargaan ini digelar setiap dua tahun sekali.
Sementara itu, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Agung Murdifi, menyampaikan terima kasih atas pengakuan terhadap operasi pembangkit milik PLN yang dinilai ramah lingkungan.
"Ini merupakan penghargaan bagi seluruh insan PLN di garda depan, yang selalu berdedikasi menerangi negeri serta berupaya bersama seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga bumi," ujarnya.
Agung menambahkan, ASEAN Coal Awards 2021 memberi motivasi lebih bagi PLN dalam meneruskan transformasi serta mendorong peningkatan energi bersih dalam bauran energi yang dimiliki.
Diketahui, PLTU Lontar mendapat perhatian salah satunya atas penerapan ISRS yang diraih sejak awal 2019 lalu. ISRS merupakan sistem terdepan di dunia untuk mengukur dan memperbaiki kualitas sistem manajemen pada perusahaan agar dapat berjalan secara berkesinambungan khususnya pada aspek-aspek HSE (health Safety Environment). Sistem ini dikembangkan oleh DNV-GL sebagai institusi sertifikasi internasional Nowergia dan Jerman.
Rincian Penghargaan
Pengumuman kemenangan 3 pembangkit PLN dilakukan oleh ASEAN Centre for Energy (ACE), melalui Dirjen Minerba, Kementerian ESDM
Dalam gelaran kali ini, PLTU Lontar 3x315 MW di bawah pengelolaan Anak Usaha PLN, PT Indonesia Power meraih juara pertama segmen daya 100-500 MW untuk kategori Best Practices in Clean Coal Use and Technology for Medium Scale Power Generation.
Kemudian, PLN meraih juara pertama pada segmen pembangkit di bawah 100 MW untuk kategori Best Practices in Clean Coal Use and Technology for Small Scale Power Generation.
Penghargaan ini diraih Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Anggrek 2x25 MW di bawah Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi, Unit Pelaksana Pengendali Pembangkit (UPDK) Gorontalo.
Pada segmen daya besar 500 MW ke atas, PLTU Jateng 2 Adipala Operation and Maintenance Services Unit (OMU) berkapasitas 1x660 MW turut berjaya. Berada di bawah pengelolaan Indonesia Power, pembangkit ini meraih posisi 1st Runner-Up untuk kategori Best Practices in Clean Coal Use and Technology for Large Scale Power Generation.
Selanjutnya PLTU ini merupakan pembangkit yang menggunakan Supercritical Boiler dengan tekanan uap mencapai 25,4 MPa. PLTU Jateng 2 juga telah masuk dalam program co-firing yang dilakukan PLN dalam upaya menekan emisi karbon serta mendorong peningkatan energi baru terbarukan.
"Penghargaan internasional ini, memacu semangat PLN yang terus bertransformasi menjadi perusahaan no 1 di kawasan Asean. Sekaligus memperkuat langkah inovasi di bidang teknologi pembangkit ramah lingkungan di pembangkit PLN," tambah Agung.
Informasi, dalam mengikuti gelaran ASEAN Coal Awards 2021, Indonesia berpartisipasi dengan mengirimkan 10 peserta untuk kategori Best Practice (coal mining, clean coal use and technology for power generation, dan coal distribution), Corporate Social Responsibility, dan Special Submission. Secara keseluruhan ada sembilan nominasi dari Indonesia yang berhasil meraih penghargaan ini.
Reporter: Arief Rahman
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)