Manfaatkan situasi, pemerintah dorong produk lokal serbu Rusia
Terpuruknya kondisi ekonomi Rusia diwaspadai mengingat harga produk impor dari negara tersebut bakal makin mahal.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengakui melemahnya Rubel (mata uang Rusia) menjadi tantangan tersendiri untuk Indonesia. Salah satunya karena impor produk dari Rusia mengalami peningkatan harga cukup signifikan.
"Saya pikir itu lebih masalah internal Rusia, memang dengan melemahnya Rubel ini menyebabkan impor mereka menjadi lebih mahal, itu tantangan bagi Indonesia, karena Rubel melemah cukup signifikan," ujar Sofyan di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (22/12).
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Bagaimana Kemendag membantu UMKM untuk merambah pasar ekspor? Dalam kesempatan itu Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mendukung kepada Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) untuk merambah pasar ekspor supaya produk mereka dikenal dunia, dengan memberikan berbagai kemudahan. "Salah satunya akses permodalan, pelatihan pemasaran, sampai fasilitasi UMKM Sidoarjo go to export.
-
Bagaimana upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ekspor pertanian? Kementerian Pertanian selama ini telah berupaya untuk melakukan upaya - upaya peningkatan ekspor.
-
Siapa yang memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang membahas gerakan menanam? Hal itu ditegaskan Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah.
-
Kapan Kementan mengadakan rapat koordinasi dengan Dinas Pertanian di seluruh Indonesia? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak kepala dinas pertanian se-Indonesia untuk mengawal jalannya produksi beras pada tahun ini. Dia ingin Indonesia mampu mencapai swasembada sehingga tak lagi bergantung pada kebijakan impor."Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri. Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut," ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
Mantan menteri BUMN era SBY ini meminta perusahaan Indonesia memanfaatkan kondisi ini dengan lebih gencar mengekspor produk buatan lokal ke pasar Rusia. Terutama produk-produk pertanian dan perkebunan semisal minyak kelapa sawit.
"Oleh karena itu, kita harus dorong perusahaan Indonesia itu supaya lebih banyak masuk ke Rusia, kan kita harus berpikir jangka menengah dan panjang. Industri kita itu makin berkembang nanti dan tentu harus memperluas pasar," kata dia.
Sofyan menambahkan pemerintah Rusia berjanji memberikan kemudahan jika perusahaan Indonesia ingin menanamkan modalnya di negara yang dulu bernama Uni Soviet.
"Mereka mengatakan kalau investor Indonesia mau investasi, tentu saja mereka welcome," ucapnya.