Mantan stafsus presiden nilai BI Rate bukan penolong utama ekonomi
Pak JK lihat dari sisi sektor riil, BI lihat dari stabilitas pasar keuangan," katanya.
Mantan staf khusus ekonomi era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Firmanzah, mengatakan bahwa penurunan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate bukan solusi utama untuk mendongkrak perekonomian. Sebab, masalah perlambatan ekonomi dunia, tidak bisa disembuhkan dengan satu obat.
Rektor Universitas Paramadina ini menilai kedua argumen Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengenai besaran suku bunga yang pantas untuk Indonesia saat ini masing-masing beralasan.
"Pak JK tidak salah, tapi Gubernur BI juga beralasan. Pak JK lihat dari sisi sektor riil, BI lihat dari stabilitas pasar keuangan," katanya kepada wartawan dalam diskusi ekonomi outlook 2016 di Jakarta, Rabu (25/11).
Firmanzah menjelaskan sebelumnya, dengan tingkat suku bunga sama, Indonesia bisa tetap bertumbuh. "Suku bunga bukan satu-satunya yang dapat mendeteksi dan mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate karena keengganan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga. Wapres mengatakan tidak diturunkannya suku bunga acuan BI membuat daya beli masyarakat melemah.
Sebab, masyarakat terbebani dengan suku bunga tinggi saat akan mengambil kredit. "Kita tidak perlu dengan alasan apapun (seperti) The Fed lah naikkan bunganya. Apa urusannya bunga The Fed," ujar Jusuf Kalla disambut tawa dan tepuk tangan para tamu undangan dalam acara 'Pertemuan Tahunan Bank Indonesia' di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Baca juga:
JK sindir ketakutan berlebihan BI pada The Fed buat susah rakyat
Bos BI sebut wajar Rupiah melemah 11 persen ke Rp 13.700 per USD
Bank Indonesia putuskan suku bunga acuan bertahan di 7,5 persen
JK sindir BI enggan turunkan suku bunga acuan, investasi saham seret
Kemenkeu minta BI turunkan suku bunga acuan guna gerakkan ekonomi
Inflasi rendah, Menko Darmin sebut BI bisa turunkan suku bunga acuan
Bank Indonesia tetap tahan BI rate di 7,5 persen
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai harga alutsista bekas yang dibeli pemerintah? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
-
Kapan Bank Garansi QLola by BRI diluncurkan? Kehadirzn layanan Bank Garansi di QLola by BRI kini kian memudahkan para pelaku usaha.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditasnya di tengah kenaikan BI Rate? “Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
-
Bagaimana The Banker menilai kinerja BRI? Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian diantaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.
-
Bagaimana UBS Sekuritas Indonesia menentukan target harga saham BBRI? "Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024," jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.