Mendag: Buat Resesi Ekonomi Jadi Peluang untuk Indonesia
Menurut dia, pasar non-tradisional seperti di kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, hingga Afrika menyimpan potensi luar biasa. Bahkan, Mendag melirik wilayah Eropa Timur yang tengah dilanda konflik geopolitik sebagai pasar potensial.
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan tidak terlalu mencemaskan soal ancaman resesi global yang menghantui perekonomian dunia. Justru, kondisi tersebut bisa jadi peluang bagi Indonesia, khususnya untuk mendongkrak ekspor ke pasar non-tradisional.
"Buat kita resesi ini jadikan peluang. Memang dunia melambat terutama barat. Tapi tadi, Asia Selatan itu 1,5 miliar orang (populasinya), uangnya ada," ujar Mendag dalam Konferensi Maju Digital yang digelar GoTo di The Kasablanka Hall, Jakarta, Kamis (27/10).
-
Apa yang menjadi fokus Kemendag dalam menjaga kelancaran kegiatan ekonomi? "Pemerintah selalu memastikan keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas perdagangan yang baik bagi seluruh pihak terkait. Baik bagi pelaku usaha, maupun masyarakat sebagai konsumen akhir. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ekonomi akan terus berjalan tanpa hambatan yang berarti," terang Wamendag Jerry.
-
Bagaimana Kemendag memastikan kelancaran kegiatan ekonomi? Pemerintah selalu memastikan keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas perdagangan yang baik bagi seluruh pihak terkait. Baik bagi pelaku usaha, maupun masyarakat sebagai konsumen akhir. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ekonomi akan terus berjalan tanpa hambatan yang berarti," terang Wamendag Jerry.
-
Kenapa penting untuk membuat anggaran yang ketat dalam menghadapi potensi krisis ekonomi? Mulailah dengan membuat anggaran yang sangat rinci untuk memantau pendapatan dan pengeluaran secara teratur. Identifikasi area di mana Anda dapat mengurangi biaya, seperti langganan yang tidak perlu atau pengeluaran makan di luar.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana responden menilai kondisi ekonomi nasional saat ini? Ini ditandai dengan 26,0 persen masyarakat yang menilai ekonomi nasional saat ini buruk. Angka ini seimbang dengan 26,0 persen masyarakat yang mengatakan ekonomi baik. Umumnya ekonomi nasional dinilai sedang, yakni sebesar 42,4 persen, akan tetapi lebih banyak yang menilai sangat buruk daripada yang sangat baik. Dengan persentase 3,5 persen sangat buruk. Lalu hanya 1,4 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik.
Menurut dia, pasar non-tradisional seperti di kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, hingga Afrika menyimpan potensi luar biasa. Bahkan, Mendag melirik wilayah Eropa Timur yang tengah dilanda konflik geopolitik sebagai pasar potensial.
"Ya selama ini kita enggak lihat, Afrika 1 miliar orang uangnya ada, bisa beli. Sekarang kita serbu dong. Timur Tengah kan minyak, enggak resesi dia. Afrika juga (ada) sumber daya alam, uangnya ada. Nah makanya kita masuk ke Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, Eropa Timur," tuturnya.
Pria yang kerap disapa Zulhas ini menyatakan, Indonesia di tengah situasi krisis pun cenderung punya modal kuat, berupa pertumbuhan ekonomi stabil. Begitu pun neraca perdagangan yang terus mencatat surplus.
Jangan Pesimis
"Di tengah dunia yang seperti ini, kota bersyukur masih tumbuh 5,44 persen. Memang tidak yang tertinggi, tapi masih rata-rata tertinggi di dunia. Juga, di triwulan pertama kita masih surplus ekspor USD 35 miliar, tumbuh 35,42 persen," paparnya.
Oleh karenanya, Mendag bingung masih ada sejumlah pihak yang sanksi terhadap pertumbuhan Indonesia di tengah situasi sulit ekonomi global.
"Kita boleh kritis, boleh marah, tapi jangan pesimis. Ada orang yang menilai Indonesia itu jelek, tidak," tegas Mendag.
"Saya ke Amerika, ke India, juga ke Timur Tengah, saya percaya diri. Saya bangga menjadi orang Indonesia. Kita negara demokrasi, perekonomian tumbuh, perdagangan surplus," tandas dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)