Mendag: Kinerja Perdagangan Asia Pasifik Tunjukkan Tren Positif
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) diharapkan dapat terus memperkuat semangat kemitraan dengan berlandaskan visi yang terbuka dan dinamis sebagai faktor penting untuk mencapai tujuan bersama.
Kinerja perdagangan dan ekonomi Kawasan Asia Pasifik secara umum menunjukkan tren positif. Hal ini merupakan implikasi dari berbagai langkah kebijakan yang fasilitatif dalam memperlancar arus perdagangan barang. Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) diharapkan dapat terus memperkuat semangat kemitraan dengan berlandaskan visi yang terbuka dan dinamis sebagai faktor penting untuk mencapai tujuan bersama.
Hal tersebut mengemuka dalam APEC Ministerial Meeting (AMM) 2021 yang dihadiri Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi secara virtual pada 8 hingga 9 November 2021. Mengusung tema ‘Trade as a Vehicle to Accelerate Our Economic Recovery’, para Menteri Perdagangan APEC bertukar gagasan dan berbagi praktik terbaik mengenai upaya nasional maupun kolektif dalam menstabilkan perekonomian di kawasan.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Bagaimana Kemendag membantu UMKM untuk merambah pasar ekspor? Dalam kesempatan itu Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mendukung kepada Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) untuk merambah pasar ekspor supaya produk mereka dikenal dunia, dengan memberikan berbagai kemudahan. "Salah satunya akses permodalan, pelatihan pemasaran, sampai fasilitasi UMKM Sidoarjo go to export.
-
Bagaimana Kemendag memastikan kelancaran kegiatan ekonomi? Pemerintah selalu memastikan keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas perdagangan yang baik bagi seluruh pihak terkait. Baik bagi pelaku usaha, maupun masyarakat sebagai konsumen akhir. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ekonomi akan terus berjalan tanpa hambatan yang berarti," terang Wamendag Jerry.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana Kemendag melindungi industri dalam negeri dari serbuan barang impor? Sebaliknya, Kementerian Perdagangan akan menggunakan otoritas yang dimiliki untuk melindungi industri dalam negeri dari serbuan barang impor. Yaitu melalui pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard.
"APEC perlu memformulasikan langkah konkret guna mencapai pemerataan dan percepatan pertumbuhan ekonomi, terutama melalui peningkatan sektor perdagangan, mendorong integrasi ekonomi regional dalam mendukung pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan. Selain itu, APEC perlu terus memperkuat semangat kemitraan dengan berlandaskan visi yang terbuka dan dinamis sebagai faktor penting untuk mencapai tujuan bersama," ujar Mendag Lutfi.
Kawasan APEC menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif pada triwulan pertama 2021 yang dipicu meningkatnya performa perdagangan dan aktivitas ekonomi. Hal ini merupakan implikasi dari berbagai langkah kebijakan yang fasilitatif dalam memperlancar arus perdagangan barang, terutama vaksin dan barang esensial sebagai bentuk implementasi komitmen Pertemuan Menteri Perdagangan APEC (Ministers Responsible for Trade/MRT) pada Juni 2021.
Mendag Lutfi menyatakan pemerataan pertumbuhan ekonomi masih menjadi tantangan tersendiri bagi anggota Ekonomi APEC. Salah satunya, belum meratanya akses dan ketersediaan vaksin yang menjadi faktor penghambat dalam percepatan pemulihan ekonomi Indonesia.
Terlepas dari hal tersebut, kesenjangan akses terhadap vaksin merupakan faktor dominan yang menghambat upaya pemulihan ekonomi secara merata. Peran penting sektor perdagangan serta peningkatan kolaborasi dapat menjadi instrumen efektif untuk mengatasi krisis dan mendorong pemulihan ekonomi di kawasan.
"Kelancaran arus perdagangan dapat menjamin pemerataan akses vaksin, mengingat pemulihan ekonomi sangat bergantung pada keberhasilan vaksinasi, maka upaya dan langkah konkret di sektor perdagangan perlu diintensifkan dalam memastikan akses vaksin yang luas dan merata," tegas Mendag Lutfi.
Perdagangan Pasca-Pandemi
Pola perdagangan pascapandemi Covid-19 menjadi perhatian khusus dalam pembahasan AMM. Para Menteri APEC menggarisbawahi perlunya pendekatan yang kolaboratif dan adaptif untuk memastikan perdagangan yang inklusif serta berkelanjutan.
Indonesia mendukung komitmen APEC untuk mewujudkan ketahanan ekonomi di kawasan melalui sinergi dengan sektor bisnis serta berbagi praktik kebijakan terbaik yang bisa diadaptasi anggota APEC lainnya. Setelah kesepakatan Bogor Goals, APEC memasuki babak baru dalam mendorong kesejahteraan bagi masyarakat luas dan generasi mendatang melalui APEC Putrajaya Vision 2040.
Di bawah keketuaan Selandia Baru, visi tersebut dituangkan ke dalam berbagai rencana aksi guna mewujudkan komunitas yang terbuka, dinamis, berketahanan dan berlandaskan perdamaian, termasuk melanjutkan peran APEC dalam mendukung sistem perdagangan multilateral dan WTO.
Mendag Lutfi menyampaikan, AMM merupakan momen penting bagi para Menteri APEC dalam memberikan sinyal positif dan dukungan terhadap hasil konkret WTO Ministerial Conference (MC-12) yang akan berlangsung pada November 2021. Di samping itu, tahun depan, Indonesia selaku presidensi G-20 dan Thailand selaku tuan rumah APEC 2022 memegang peran penting dalam menentukan pemulihan arah ekonomi.
"Sinergi antara berbagai organisasi internasional dapat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi tantangan ekonomi dan menjamin kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat untuk bangkit bersama pascapandemi,” pungkas Mendag Lutfi.