Menebak Alasan PNS dan Karyawan BUMN Nyambi Jadi Driver Ojek Online
Sementara bagi yang menjadikan driver ojol sebagai pekerjaan sampingan, 32,14 persen di antaranya adalah pekerja BUMN/Swasta, PNS 7,86 persen, pelajar/mahasiswa 7,86 persen, ibu rumah tangga 0,71 persen, wiraswasta 29,29 persen, dan lainnya 22,14 persen.
Survei terbaru menemukan bahwa pengemudi ojek online (ojol) tak selalu mereka yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran. Tak jarang, menjadi pengemudi ojek online jadi cara cepat untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Baru-baru ini, Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan melakukan survei kepada 2.016 mitra pengemudi ojol. Hasilnya 15,6 persen responden mengaku menjadi pengemudi ojol untuk mencari tambahan penghasilan. Sedangkan 84,4 persen responden menjadikan pekerjaan ini sebagai mata pencaharian utama.
-
Kenapa pelaku membunuh driver taksi online? "Saya tulang punggung keluarga, setelah bapak dipenjara tersangkut kasus pidana ganjal ATM di Yogya. Ibu juga bingung minta saya untuk biayai kuliah adik yang di Bandung," kata Baaghastian.
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Apa yang dialami oleh driver ojol di Cimanggis, Depok? Nasib kurang beruntung dialami seorang pengemudi ojek online (ojol) di Cimanggis, Depok. Driver Ojol Dapat Order Fiktif Ratusan Ribu Rupiah di Depok, Reaksi Warga Luar Biasa Langsung Patungan Bayar Pesanan Dia mendapat orderan fiktif sejumlah lebih dari Rp250 ribu.
-
Di mana kejadian driver ojol mendapat orderan fiktif terjadi? Kisah tersebut belum lama ini dibagikan langsung pada akun Instagram @depok24jam. Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian itu bermula saat sang ojol menerima orderan atas nama Santi dengan alamat Jalan Haji Icang Cimanggis RT 04 RW 01.
-
Siapa yang mengalami tindakan kasar dari driver taksi online? Sang driver enggan diberi masukan mengenai jalan yang bakal dilewati. Bahkan sang penumpang menuturkan, ada gestur hingga tindakan kasar dari sang driver saat mengemudi.
-
Bagaimana warga di Cimanggis membantu driver ojol? Saat itu juga, diketahui warga berhasil mengumpulkan uang sejumlah Rp277 ribu. "Di Jalan Haji Icang banyak keluarga baik. (Bayarin) Orderan fiktif Rp277 ribu," ungkap salah satu warga di lokasi.
Bila dibedah lagi, sebanyak 81,31 persen menjadi pengemudi ojek online sebagai pekerjaan utama dan sisanya 18,69 persen menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan.
Sementara bagi yang menjadikan driver ojol sebagai pekerjaan sampingan, 32,14 persen di antaranya adalah pekerja BUMN/Swasta, PNS 7,86 persen, pelajar/mahasiswa 7,86 persen, ibu rumah tangga 0,71 persen, wiraswasta 29,29 persen, dan lainnya 22,14 persen.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan sektor transportasi, khususnya ojek online (ojol) saat ini memang menjadi salah satu pekerjaan yang banyak ditekuni oleh masyarakat di Indonesia.
Dia mengatakan, sebagian besar masyarakat memilih pekerjaan sebagai driver ojol dikarenakan dari sisi waktu, pekerjaan ini sangat fleksibel. Para mitra driver bisa menentukan waktu bekerja dan target pendapatan sendiri.
Akan tetapi masa pandemi semakin mendorong para driver ojol untuk lebih aktif dan lebih lama beroperasi untuk menjaga tingkat pendapatannya yang harus tergerus oleh dampak pandemi.
“Kenyataannya banyak dari driver yang bekerja antara 8-12 jam. Jika durasi bekerja sudah selama itu, maka bisa disebut mitra driver sudah menjadikan ojol sebagai pekerjaan utama,” kata Huda dikutip dari Antara, Kamis (13/10).
Penyerapan Tenaga Kerja
Menurutnya, jika mayoritas yang disurvei oleh Kemenhub adalah yang telah bergabung menjadi pengemudi ojol sebelum pandemi, tentu jumlah driver yang menyatakan telah menjadikan driver ojol sebagai pekerjaan utama tentu persentasenya akan lebih besar lagi.
"Dari survei kami di tahun 2019, atau sebelum pandemi, sebagian besar responden sudah menjadikan driver ojol sebagai pekerjaan utama, apalagi sekarang," ungkap Huda.
Dia mengatakan sektor ojol ini memang mampu menyerap tenaga kerja yang tidak terbatas. Bahkan ketika pandemi Covid-19 melanda dan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), industri ojol mampu menyerap tenaga kerja dengan menawarkan kesempatan menjadi mitra driver.
"Saat pandemi, para mitra driver ini masih bisa memiliki pendapatan terutama pada jasa layanan antarmakanan. Ini menjadi berkah tersendiri bagi para mitra driver di saat banyak perusahaan melakukan PHK," sebut Huda.
(mdk/idr)