Menengok Proyeksi Market Aset Kripto di Akhir 2022
Sepanjang bulan November lalu, market kripto mengalami volatilitas tinggi yang cenderung alami penurunan tajam. Belum reda masalah dari Terra Luna dan Three Arrow Capital, pasar kripto di bulan ini harus menghadapi masalah yang lebih besar.
Sepanjang bulan November lalu, market kripto mengalami volatilitas tinggi yang cenderung alami penurunan tajam. Belum reda masalah dari Terra Luna dan Three Arrow Capital, pasar kripto di bulan ini harus menghadapi masalah yang lebih besar.
Bursa kripto FTX yang sempat memiliki valuasi senilai USD32 miliar harus bangkrut karena krisis likuidasi. Kehancuran FTX ini pun menyebabkan pasar kripto harus menderita dan menyebabkan investor khawatir dan panik.
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana cara Mendag meningkatkan literasi terkait aset kripto? Mendag berharap, Bursa Kripto dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk terus melakukan literasi kepada masyarakat dengan memberikan informasi yang tepat terkait risiko, manfaat, dan potensi dari Perdagangan Aset Kripto.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Siapa yang menerbitkan Rupiah Digital? Rupiah Digital hanya diterbitkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral Negara Republik Indonesia.
-
Di mana kripto telah menembus batas ritel? Bitrefill bahkan melampaui batas ritel, mencakup kartu kredit, utilitas, pinjaman, layanan kesehatan, hipotek, dan banyak lagi.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menjelaskan, akhir tahun ini mungkin bisa menjadi awal dari masa pemulihan, namun harus disikapi dengan kehati-hatian.
"Bulan Desember ini mungkin akan menjadi masa pemulihan dari keterpurukan market yang hancur pada November lalu berkaitan dengan runtuhnya FTX. Selain itu, kita mesti optimis dengan proyeksi kebijakan The Fed yang bakal melunak untuk tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga acuan di bulan ini," kata Afid di Jakarta, Selasa (6/12).
Diketahui, Ketua The Fed, Jerome Powell, telah mengisyaratkan potensi penurunan kenaikan suku bunga di bulan Desember. Pertemuan FOMC sendiri akan dilaksanakan pada 13-14 Desember. Melunaknya sikap The Fed bisa menggenjot market kripto dan memberikan harapan kepada investor.
"Bila suku bunga jangka pendek akan meningkat sebesar 50 basis poin ke kisaran target 4,25 hingga 4,50%. Bisa membuat nilai Bitcoin sedikit meningkat dan kemungkinan akan bertahan hingga akhir Desember. Perlu dicatat bahwa pertemuan FOMC sering memicu volatilitas di pasar krpto," jelas Afid.
Dengan volatilitas yang merendah dari imbas FTX serta potensi pelambatan dalam kenaikan suku bunga The Fed, Bitcoin dan Ethereum kemungkinan akan mengalami bullish di bulan Desember.
Reli Sinterklas dan Rawan Taking Profit
Afid juga berharap akan ada fenomena 'Reli Sinterklas', di mana pasar saham reli pada hari-hari menjelang Natal. Oleh karena itu, investor percaya bahwa Desember adalah bulan keberuntungan bagi saham yang juga dapat membantu Bitcoin dan pasar kripto untuk menguat.
"Investor percaya bahwa reli Sinterklas di pasar saham akan mengalir ke pasar kripto membuat harga Bitcoin melonjak pada bulan Desember," jelas Afid.
Di sisi lain, efek reli Sinterklas diklaim sudah tidak relevan lagi. Pada tahun 2021, Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar USD69.044 pada bulan November, tetapi harganya turun pada bulan Desember. Artinya, pasar kripto bernasib baik hingga November 2021, tetapi turun pada bulan Desember tanpa efek reli Sinterklas.
Market kripto juga rawan dari aksi taking profit yang masif dilakukan oleh investor di bulan Desember ini. Biasanya, investor akan lebih membutuhkan uang tunai, daripada berinvestasi di musim liburan akhir tahun.
"Harga kripto di bulan Desember bisa jadi sideways, karena investor sedang dalam mood untuk musim liburan dan biasanya taking profit, sehingga beristirahat pada aktivitas pasar," pungkas Afid.
(mdk/azz)