Mengenal 5 CEO wanita di perusahaan ternama Indonesia
Saat ini, bukan hal aneh lagi bahwa dalam dunia bisnis, banyak wanita yang menempati jabatan lebih tinggi daripada kaum pria. Tak tanggung-tanggung, jabatan tinggi sekelas CEO sudah jadi hal yang biasa.
Kaum perempuan saat ini tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Sejak era emansipasi, perbedaan gender sudah tidak berlaku lagi untuk dibicarakan dalam dunia profesional. Wanita yang punya keahlian dan kemampuan layak, berhak menduduki posisi tertentu bahkan teratas di sebuah perusahaan, departemen atau bahkan di negara ini.
Saat ini, bukan hal aneh lagi bahwa dalam dunia bisnis, banyak wanita yang menempati jabatan lebih tinggi daripada kaum pria. Tak tanggung-tanggung, jabatan tinggi sekelas CEO sudah jadi hal yang biasa.
-
Kapan Ririn Ekawati merayakan bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
-
Mengapa para karyawan wanita ini menangis? Mengetahui akan pergi umrah, beberapa karyawannya pun tampak terharu. Salah satu karyawannya juga tampak menangis sambil menutup wajahnya. Atasannya juga tampak menenangkan di sampingnya.
-
Bagaimana wanita di Denpasar itu menunjukkan kemarahannya kepada kurir? “Hapus, hapus,” ujarnya seraya menepak ke arah ponsel kurir yang tengah merekam.
-
Bagaimana wanita itu menemukan perselingkuhan pacarnya? Keterkejutannya terjadi ketika, pada bulan Juni, dia menemukan pesan-pesan eksplisit seksual yang dipertukarkan melalui aplikasi obrolan antara dia dan sejumlah wanita.
-
Bagaimana wanita tersebut dimakamkan? Berdasarkan hasil penelitian kerangka, tinggi wanita tersebut sekitar 152 cm. Kerangkanya ditemukan berbaring telentang di samping kerangka suaminya, namun yang mengejutkan para ilmuwan, bagian atas kepalanya hilang.
-
Kapan Nurhayati memulai bisnis jualan kue? Sebelumnya dia memutuskan berhenti bekerja di tahun 2018 lalu, dan memilih membangun bisnis berjualan ragam kue tradisional.
Grant Thornton International merilis laporan tahunan bertajuk 'Women in Business 2018', yang menyuarakan keragaman gender dalam dunia bisnis. Laporan menyebutkan, bisnis dengan setidaknya satu perempuan di posisi manajemen senior, kinerjanya naik secara signifikan dari 66 persen di tahun lalu menjadi 75 persen pada tahun ini.
Global Leader for Network Capabilities and Sponsor of Women in Leadership Grant Thornton International Ltd, Franscesca Lagerberg, menjelaskan meski saat ini perempuan yang memiliki peran senior dalam bisnis meningkat, penyebarannya masih sangat kecil.
"Ini masih menandakan konsentrasi bisnis yang terkotak-kotak sehingga keuntungan dari keragaman gender belumlah optimal, ujar Lagerberg dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (8/3).
Berikut 5 wanita yang menempati posisi sebagai CEO di perusahaan ternama di Indonesia, seperti dikutip Hipwee.
Putri Kuswisnuwardhani, CEO PT Mustika Ratu
Wanita kelahiran Jakarta 20 September 1959 ini mengawali karirnya di PT Mustika Ratu pada 1986 sebagai kepala Departemen Promosi dan Periklanan. Setelah kuliahnya S2 nya selesai, dia ditempatkan di bawah manajer keuangan, dan secara bertahap diangkat menjadi manager keuangan.
Sejak 1991, lulusan Master of Business Administration dari National University Inglewood, California, Amerika Serikat, ini menjabat wakil presiden Direktur. Hingga pada 12 Januari 2011, dia berhasil menduduki pucuk pimpinan perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1975 itu sekaligus secara resmi menggantikan ibunya.
Selain parasnya yang cantik, dia dikenal sebagai wanita yang cerdas dan pandai berbisnis. Kelebihan itu bisa jadi diwarisinya dari sang ibu, BRA Mooryati Soedibjo.
Nurhayati Subakat, CEO Wardah Cosmetics
Pendiri sekaligus CEO dari PT Paragon Technology and Innovation ini lahir di kota Padang Panjang, Sumatera Barat pada tanggal 27 juli 1950. Dia sempat bekerja di perusahaan kosmetik terkenal sebagai staf quality control.
Karirnya di perusahaan tersebut kemudian menanjak, namun Nurhayati Subakat memilih keluar dan merintis usahanya sendiri. Berbekal pengalaman ketika bekerja di perusahaan kosmetik tersebut, dia kemudian mencoba untuk membuat produk sampo sebagai titik awal usahanya.
Setelah sempat mengalami kegagalan, dia kemudian mencoba untuk melakukan inovasi baru dengan membidik konsumen muslimah yang pada akhirnya meluncurkan produk yang dikenal dengan nama Wardah pada tahun 1995 dan juga mulai masuk di pasar tata rias. Bermula dari usaha rumahan yang ditawarkan door to door, kini perusahaannya sudah menguasai pasar tujuan dan merambah hingga ke negara lain.
Dian Siswarini, CEO XL Axiata
Wanita lulusan teknik elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengawali karirnya di PT XL Axiata pada tahun 1996. Latar belakang pendidikan yang dimilikinya membuat Dian lebih banyak berurusan di lapangan daripada duduk di belakang meja kerja.
Uniknya, Dian mengaku sempat memanjat menara BTS (Base Transceiver Station) untuk melakukan perbaikan teknis secara langsung. Dian tidak pernah merasa hal tersebut adalah pekerjaan laki-laki karena dia merasa kompeten untuk melakukan hal tersebut.
Namun diam-diam ternyata dirinya menyimpan kemampuan manajemen eksekutif di atas rata-rata. Hingga akhirnya pada tahun 2015, Dian dinobatkan menjadi CEO PT XL Axiata dengan asumsi bahwa Dian bukan hanya seorang pemimpin yang paham akan masalah teoritis, namun juga sudah berhasil membuktikan kinerja nyata serta banyak aktif terlibat dalam program-program XL Axiata.
Catherine Hindra Sutjahyo, CEO Alfaonline
Sukses menjadi konsultan di McKinsey & Company ternyata tidak membuat Catherine langsung berpuas diri. Pada tahun 2012, Catherine melakukan lompatan besar dalam karirnya. Bersama rekannya, Hadi Wenas, dia mendirikan online shop Zalora yang langsung mendapat tanggapan yang baik dari publik.
E-commerce yang merupakan bagian dari Rocket Internet ini telah menjadi sangat besar. Keahlian analisisnya yang tajam, serta keyakinannya akan kelancaran bisnis e-commerce ini, akhirnya usaha Catherine pun membuahkan hasil yang maksimal.
Veronika Linardi, Founder dan CEO of Qerja
Memulai karir di bidang executive recruitment, melalui perusahaan Linardi Associates, Veronika Linardi banyak berinteraksi dengan pemilik bisnis, yang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda mengenai para pekerjanya. Dari mulai pengusaha mode, media, hingga kantor hukum, bermacam kantor memiliki kriteria khusus, dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusianya.
Veronika melihat, kerap ada kesenjangan informasi antara penyedia kerja dengan pencari kerja. Melihat permasalahan tersebut, Veronika tergerak mendirikan sebuah portal dan komunitas yang ditujukan untuk berbagi informasi mengenai tempat kerja dan gaji, khususnya untuk perusahaan yang berada di Indonesia. Namanya Qerja.com, yang mulai diluncurkannya sejak April 2014.