Mengenal Desa Angseri, Desa dengan Tata Kelola Terbaik dalam Program Desa BRILIaN 2023
Dari catatan BRI hingga akhir 2023, terdapat 3.178 desa yang telah mendapatkan pemberdayaan Desa BRILiaN.
Dari catatan BRI hingga akhir 2023, terdapat 3.178 desa yang telah mendapatkan pemberdayaan Desa BRILiaN.
- Mengenal Desa Angseri, Desa BRILiaN dengan Tata Kelola Terbaik
- FOTO: Mengenal Desa Angseri, Desa dengan Tata Kelola Terbaik dalam Program Desa BRILIaN 2023
- Mengenal Desa Angseri, Desa dengan Tata Kelola Terbaik dalam Program Desa BRILIaN 2023
- Jalan Panjang Desa di Bantul Menuju Desa BRILian, Manfaatkan Lahan Bekas jadi Sentra Kuliner
Mengenal Desa Angseri, Desa dengan Tata Kelola Terbaik dalam Program Desa BRILIaN 2023
Bali dengan sejuta keindahannya masih menjadi primadona bagi wisatawan domestik maupun dunia. Bicara soal alamnya, tidak selalu tentang pantai. Surga wisata di Pulau Dewata masih banyak yang menarik untuk kunjungi.
Bila sedang berlibur di Bali, coba saja mengarah ke utara. Tepatnya menuju peraih Desa Angseri di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Kurang lebih jaraknya 1,5 jam dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Memasuki gerbang desa, mata langsung dimanjakan dengan tatanan rumah khas warga Bali. Berada di area ketinggian 640 mdpl, sejuknya udara desa peraih Desa BRILiaN 2023 ini memang nyaman untuk wisatawan yang mencari ketenangan setelah melewati hingar bingar Bali.
Rasanya tidak cukup bila mengunjungi Desa Angseri tanpa menggali lebih luas kekayaan alamnya. Memiliki luas wilayah 758 hektare (Ha), pengunjung tentu banyak dimanjakan dengan pemandangan alam serba hijau dari pegunungan maupun perkebunan.
Dari luas wilayah itu, Desa Angseri memang nyaris 50 persen merupakan lahan pertanian dan perkebunan. Ini sekaligus menjadi daya tarik agrowisata bagi wisatawan yang berkunjung.
Namun rasanya tidak cukup jika tengah berada di Desa Angseri tanpa menikmati berendam di pemandian Air Panas Angseri. Menariknya objek wisata ini punya daya tarik yakni pada air panasnya yang mengandung belerang dan bersumber langsung Gunung Batukaru.
Berbicara soal air, warga Desa Angseri memang sangat bersyukur memiliki air berlimpah. Sejumlah titik mata air juga ditemukan sekitar desa. Kekayaan air itu kini telah dikelola baik melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Angseri.
Kepala BUMDes Angseri, I Wayan Cekug, menceritakan awal mula wilayahnya berhasil melukan tata kelola air bagi kehidupan masyarakat. Diakuinya, ide itu terwujud berkat adanya kolaborasi pemerintah Desa Angser dengan Pemerintah Kabupaten melalui Dinas PUPR Tabanan pada 2021. Dari program Pamsimas alias Program Penyediaan Air Bersih Berbasis Masyarakat, tata kelola air tersebut dibentuk dan dijalankan.
"Kami di BUMDes kini melanjutkan pengairan air kepada masyarakat desa setelah adanya pembangunan bak penampungan dan pipa induk," ujar Cekug kepada tim Jelajah Merdeka pada pertengahan Juni 2024.
Sebuah upaya tata kelola air dilakukan BUMDes Angseri kini telah berbuah manis. Kerja keras mereka juga diakui melalui penghargaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Dalam ajang ini, Desa Angseri mendapat predikat Desa dengan Tata Kelola Terbaik pada Nugraha Karya Desa BRILiaN 2023.
"Berdasarkan tata kelola air, oleh BRI kita diikutisertakan mengikuti lomba desa BRILiaN di 2023 dan mendapat predikat terbaik," ujar Cekug.
Melalui pengelolaan air yang diterapkan BUMDes, warga cukup membayar sekitar cukup Rp1.000 per hari untuk 10 kubik air. Atau sekitar Rp30.000 per bulan untuk pemakaian rumah tangga.
Meski begitu, dengan adanya aliran air juga meningkatkan ekonomi warga desa. Sebab air tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ada juga sejumlah warga memanfaatkan air untuk mengembangkan usahanya. Khususnya pedagang kuliner.
BUMDes Angseri juga mendorong warga desa melakukan pembayaran melalui digital yang telah difasilitasi BRI. Tentu cara ini sebagai bagian dalam membantu meningkatkan literasi keuangan bagi warga desa.
Upaya meningkatkan literasi keuangan sejalan dengan data BRI Research Institute. Data ini diukur berdasarkan kepemilikan investasi, pinjaman, asuransi dan dana pensiun (dapen) serta kepemilikan dan penggunaan tabungan.
Pada posisi inklusi keuangan nasional, BRI mencatat adanya peningkatan 3,3 menjadi 87,30 persen pada 2023 dari sebelumnya 84 persen pada 2022. Sedangkan tingkat kedalaman inklusi keuangan tercatat naik 3,9 persen menjadi 27,7 persen pada 2023.
Sementara dari sisi literasi keuangan, BRI juga mencatat peningkatan sebesar 3 persen secara nasional menjadi 42,7 persen pada 2023. Kondisi ini didorong peningkatan di indeks pengetahuan produk keuangan, pemahaman aspek keuangan, kemampuan berhitung dan tujuan pengelolaan keuangan.
Produk Olahan Bambu Jadi Salah Satu UMKM Uggulan
Selain memiliki keunggulan tata kelola air dan pariwisata yang baik, Desa Angseri juga memiliki potensi UMKM yang tidak kalah menarik. Prebekel atau Kepala Desa Angseri I Nyoman Warnata menyebut prioritas UMKM di wilayahnya memanfaatkan kekayaan alam bambu. Kebetulan jenis pohon bambu tergolong berlimpah di desanya.
Dari kekayaan alam ini, banyak juga warga menggantungkan pendapatannya sebagai pengerajin keranjang. Mulai dari untuk keperluan belanja hingga wadah untuk sesajen sebagai bagian ibadah.
Di samping itu, Warnata mengaku tengah kembali merancang tata kelola khususnya bidang pariwisata. Harapannya agar wisata di Desa Angseri lebih bergairah lagi.
Salah satu upayanya dengan menggandeng perguruan tinggi negeri dalam membangun rancangan utama desa. Termasuk mengatur wilayah penginapan mulai dari penempatan hingga mengatur cara pembangunannya.
"Kalau kita menyimak potensi di desa kami itu banyak yang bisa dikembangkan. Memang yang paling menarik adalah bidang pariwisata," kata Warnata menjelaskan.
Sejauh ini Winarta akui berkat penghargaan Desa BRILiaN dari BRI membuat Desa Angseri semakin berseri-seri. Dukungan dan kehadiran BRI memberi rasa kenyamanan tersendiri bagi masyarakat maupun pemerintah desa.
Dari catatan BRI hingga akhir 2023, terdapat 3.178 desa yang telah mendapatkan pemberdayaan Desa BRILiaN. Adapun program Desa BRILiaN adalah pemberdayaan yang berbasis ekosistem desa dengan empat pilar utama indikator pemberdayaan, yakni sustainability, digitalisasi, inovasi, dan optimalisasi BUMDes.