Menkeu Sri Mulyani di Peringatan Hari Oeang: Bekerjalah Tanpa Menghabiskan Anggaran
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin upacara peringatan hari Oeang ke-73 di Lapangan Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (30/10). Dia mengatakan, Kemenkeu sebagai bendahara negara harus mampu memelihara kepercayaan rakyat dan bekerja tanpa menghabiskan anggaran.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin upacara peringatan hari Oeang ke-73 di Lapangan Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (30/10). Dia mengatakan, Kemenkeu sebagai bendahara negara harus mampu memelihara kepercayaan rakyat dan bekerja tanpa menghabiskan anggaran.
"Kita perlu mampu untuk terus memelihara kepercayaan dari masyarakat terhadap institusi keuangan. Kita harus terus menjaga integritas. Dan berkomunikasi secara transparan. Dengan baik dan tidak melakukan korupsi. Bapak Presiden menyampaikan kita perlu bekerja tanpa menghabiskan anggaran," ujarnya.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Siapa saja yang bisa menjadi Pejuang Rupiah? "Orang-orang sukses tidak berbakat; mereka hanya bekerja keras, kemudian berhasil dengan sengaja."
-
Kapan Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Siapa saja yang hadir dalam rapat terbatas Jokowi dengan Sri Mulyani? Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rapat terbatas dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2). Rapat itu juga dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Menteri Sri Mulyani mengatakan, pegawai Kemenkeu harus mengubah mental dari hanya menyusun Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) menjadi orang-orang yang mampu memastikan anggaran yang telah disusun dapat mencapai tujuan negara. Dalam situasi global, dia ingin Kemenkeu meningkatkan kapasitas.
"Kita perlu mengubah mental kita dari hanya sekedar menyusun APBN dan melaporkan dalam bentuk penggunaannya pun harus berfokus bagaimana APBN benar-benar bisa mencapai tujuan. Saya ingin terus mengingatkan dalam perkembangan global kita perlu untuk terus meningkatkan kapasitas Kemenkeu," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut tak lupa mendoakan seluruh jajaran Kemenkeu yang terlibat kecelakaan Boeing 737 Max milik Lion Air yang jatuh di Laut Jawa.
"Tidak lupa mendoakan seluruh jajaran Kemenkeu yang telah mendahului kita yang tahun lalu mengalami kecelakaan maupun jajaran Kemenkeu lain yang telah mengerahkan seluruh tenaga tumpah darah," tandas Menteri Sri Mulyani.
Sejarah Rupiah Sebagai Alat Pembayaran di Indonesia
Pada 30 Oktober 1946, Oeang Republik Indonesia (ORI) menjadi mata uang pertama yang dimiliki Indonesia usai merdeka. ORI kemudian menjadi alat pembayaran sah dan menjadi lambang utama negara ini.
Di tengah berkobarnya api perjuangan mempertahankan Indonesia, pemerintah menetapkan Undang-undang tentang pengeluaran uang Republik Indonesia nomor 17 tahun 1946 dan UU noor 19 Tahun 1946.
Mengutip laman Kemenkeu.go.id, Rabu (30/10), kala itu Menteri Keuangan diberi kewenangan untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan pengeluaran uang Republik Indonesia.
"Melalui Keputusan nomor SS/1/35 tertanggal 29 Oktober 2019, Menteri Keuangan menyatakan bahwa uang Jepang, dan Javasche Bank dinyatakan tidak berlaku. Sebagai gantinya Uang Republik Indonesia ditetapkan sebagai alat pembayaran yang sah," mengutip situs Kemenkeu.go.id.
Wakil Presiden Mohammad Hatta dalam Pidato radio melalui RRI, yogyakarta pada 29 Oktober 1946 Pukul 20.00, menyatakan tentang pemberlakuan ORI ini.
Keberadaan uang ORI ini langsung menggugurkan peredaran mata uang lain seperti uang Jepang, uang NICA, dan uang Javasche Bank yang resmi tidak berlaku lagi.
ORI pun diterima dengan perasaan bangga oleh seluruh rakyat Indonesia. Mata uang yang dicetak itu ditandatangani oleh Menteri Keuangan Alexander Andries Maramis (15 mata uang periode 1945-1947).
ORI pertama dicetak oleh Percetakan Canisius. Penerbitan uang ini dinilai penting karena uang menjadi lambang utama suatu negara merdeka serta sebagai alat untuk memperkenalkan Indonesia kepada khalayak umum.
Pemerintah kemudian memutuskan 30 Oktober sebagai Hari Keuangan Republik Indonesia karena menjadi dasar lahirnya uang emisi pertama Republik Indonesia.
(mdk/bim)