Menko Airlangga: Fintech Jadi Solusi Tingkatkan Inklusi Keuangan
Airlangga mengungkapkan, fintech saat ini memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air. Menyusul kian meluasnya manfaat layanan fintech hingga ke masyarakat pedesaan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menilai saat ini industri financial technology (fintech) menjadi salah satu solusi pemerintah untuk turut meningkatkan inklusi keuangan Indonesia. Mengingat fintech menawarkan berbagai kemudahan layanan keuangan terhadap masyarakat luas.
"Saya memiliki keyakinan bahwa forum ini dapat mengangkat mengenai potensi terkait fintech. semangat ini sejalan dengan untuk terus meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, khususnya fintech agar berperan penting dari segi pembiayaan dalam masa Covid-19," terangnya dalam acara peluncuran "Indonesia Fintech Society (IFSoc)", Senin (9/11).
-
Siapa yang bertemu dengan Airlangga Hartarto saat membahas investasi di Indonesia? Delegasi kongres Amerika Serikat yang terdiri Jonathan Jackson, Young Kim, Andy Barr, dan Jasmine Crockett, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta di Jakarta, Senin (28/8).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto meyakinkan para pengusaha AS tentang iklim investasi di Indonesia? Selama ini Pemerintah Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, yang telah menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus mendorong pemerataan pembangunan," tanggap Menko Airlangga.
-
Mengapa Menko Airlangga Hartarto menekankan pentingnya kolaborasi multistakeholders untuk meningkatkan digitalisasi dan inklusi keuangan di wilayah pedesaan? Upaya optimalisasi pemanfaatan teknologi digital tersebut juga akan mendorong peningkatan nilai ekonomi digital Indonesia. Tercatat, menurut hasil studi Google Temasek, Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia sendiri pada tahun 2022 telah mencapai USD 77 miliar atau tumbuh 22% (yoy) dan diprediksi akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga USD 130 miliar pada tahun 2025. "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
Airlangga mengungkapkan, fintech saat ini memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air. Menyusul kian meluasnya manfaat layanan fintech hingga ke masyarakat pedesaan.
"Sebagai contoh diperkirakan ada 5 juta agen fintech yang telah melayani keuangan digital, dengan potensi untuk melayani kelompok pedesaan juga," jelas Airlangga.
Maka dari itu, pemerintah terus mendorong fintech untuk memperkuat dan melindungi ekosistem digitalisasi. Sehingga dapat berperan lebih dalam penyediaan layanan keuangan yang aman bagi masyarakat.
"Ke depan tentunya fintech akan terus memainkan peranan penting dalam inklusi keuangan di Indonesia. Apalagi saat ini target presiden Jokowi) inklusi keuangan mencapai 90 persen di tahun 2024," tukasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Jokowi-Ma'ruf menargetkan inklusi keuangan pada 2024 bisa tembus mencapai 90 persen. Angka ini dipatok mengingat inklusi keuangan dalam negeri masih tergolong kecil dibandingkan dengan negara Asia lain.
"Dan untuk keuangan inklusi itu kemarin dalam ratas, Bapak Presiden targetkan 90 persen di tahun 2024," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Kantornya, Jakarta, Kamis (13/2).
Baca juga:
Jurus OJK Dorong Inovasi Model Inklusi Keuangan di Tanah Air
Bulan Inklusi Keuangan, Pembukaan Rekening Tabungan Capai 789.025
OJK Targetkan Inklusi Keuangan di 2024 Capai 90 persen
OJK Targetkan 70 Persen Pelajar Miliki Rekening Bank di 2021
IRMA Luncurkan Aplikasi Tokoku, Layanan Pay Later di Outlet IRMA
Survei OJK: Dari 100 Orang Baru 38 yang Paham Produk Jasa Keuangan