Menkop Teten: Rasio Kredit Perbankan ke UMKM RI Tertinggal Dibanding Malaysia
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengakui bahwa rasio kredit perbankan untuk UMKM di Indonesia masih sangat rendah. Adapun rasio perbankan tersebut baru mencapai 20 persen.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengakui bahwa rasio kredit perbankan untuk UMKM di Indonesia masih sangat rendah. Adapun rasio perbankan tersebut baru mencapai 20 persen.
"Pertama, masih rendahnya rasio kredit perbankan untuk UMKM yaitu baru sekitar 20 persen," kata Teten dalam diskusi online, Jakarta, Jumat (20/8).
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
-
Bagaimana KM Umsini dipadamkan? Api sudah berhasil dipadamkan pada pukul 09.30 WITA," ucap Evan Eryanto mengutip Liputan6.com (10/6).
Angka tersebut, kata Teten masih lebih rendah bila dibandingkan dengan rasio kredit perbankan untuk UMKM di Malaysia dan Singapura. Begitu pula jika dibandingkan beberapa negara lainnya.
"Lebih rendah dari Singapura yang sudah mencapai 39 persen, Malaysia sudah 51 persen, Jepang sudah 66 persen, Korea Selatan 81 persen. Kita masih sangat jauh dibandingkan negara tetangga," katanya.
Teten melanjutkan, jika ditelisik lebih dalam, terdapat 30 juta usaha menengah di Indonesia yang belum mengakses pembiayaan formal. Sebanyak 5 juta di antaranya masih mengandalkan pinjaman ke rentenir dengan bunga tinggi.
"Terdapat 30 juta usaha menengah yang belum mengakses pembiayaan formal. 7 juta di antaranya meminjam ke kerabat, 5 juta ke rentenir dan 18 juta sisanya belum mendapat pembiayaan. Ini adalah perdagangan di pasar, nelayan dan petani," tandasnya.
Baca juga:
Menkop Teten Sebut Model Pembiayaan UMKM di Indonesia Masih Belum Fokus
Ikan Teri Hadakewa: Panen di Laut, Jual di Udara
Bertahan di Tengah Pandemi, Pelaku UMKM Didorong Alihkan Usaha ke Ranah Digital
Kemenkeu: Inklusi Keuangan UMKM Rendah Hambat Penyaluran Bantuan Pemerintah
Erick Thohir dan Bahlil Lahadalia Kolaborasi Bawa UMKM Go Global