Menperin: Toyota dan Hyundai Siap Investasi Rp50 Triliun untuk Mobil Listrik di RI
Meski demikian, angka tersebut masih bisa bertambah. Sebab masih ada beberapa investor yang menyatakan minatnya di komponen mobil listrik, yakni baterai.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyebut bahwa hingga saat ini sudah ada dua pabrikan besar yang menyatakan niatnya untuk investasi di mobil listrik. Kedua pabrikan tersebut yakni produsen mobil asal Jepang, Toyota dan Hyundai yang merupakan produsen mobil asal Korea Selatan.
"Saat ini berdasar catatan saya sudah ada dua pabrikan besar yaitu Toyota dan Hyundai yang siap untuk berinvestasi di Indonesia khususnya di sektor kendaraan listrik," kata dia di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (18/7).
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Bagaimana peran Indonesia dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik global? Indonesia dapat terus memperkuat perannya sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan baterai EV global, tidak hanya memenuhi permintaan domestik tetapi juga kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan global akan nikel berkualitas tinggi.
-
Dimana Kumyang berinvestasi untuk baterai kendaraan listrik? Akhir tahun lalu, Kumyang mengatakan akan menginvestasikan hingga USD19 juta dalam proyek penambangan litium di Kongo. Ini merupakan produsen kobalt terbesar di dunia, logam utama lain untuk baterai kendaraan listrik.
Total nilai investasi yang digelontorkan dua perusahaan tersebut, kata Airlangga mencapai Rp50 triliun. "Nilai total investasi mencapai Rp50 triliun untuk 5 tahun yang akan datang," ungkapnya.
Meski demikian, angka tersebut masih bisa bertambah. Sebab masih ada beberapa investor yang menyatakan minatnya di komponen mobil listrik, yakni baterai.
"Ini (Rp50 triliun) hanya awal, saya sudah mendapat informasi untuk komponen penunjang seperti baterai juga akan ada investasi baru. Sehingga saya optimis bahwa dalam waktu 5 tahun yang akan datang saya menargetkan akan ada Rp100 Triliun investasi baru di sektor otomotif,"
Terkait investasi untuk pembangunan pabrik baterai mobil listrik, saat ini sedang dilakukan penjajakan dengan sejumlah perusahaan. Meskipun demikian, dia belum menyampaikan perusahaan apa saja serta asal negara perusahaan tersebut.
"Kemarin ada beberapa industri berbasis baterai juga kami sudah bicara. Karena Indonesia sudah punya bahan baku baterai, tinggal kembangkan industri sel baterai," imbuhnya.
Terkait dengan target pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, tambah dia, telah tercantum dalam roadmap pengembangan kendaraan bermotor nasional.
"Di mana pada tahun 2025 ditargetkan produksi kendaraan roda empat emisi karbon rendah dan kendaraan listrik mencapai sekitar 20 persen dari total produksi nasional," tandas dia.
Baca juga:
Gaikindo Sambut Baik Rencana Dua Produsen Mobil Listrik China Pindahkan Pabrik ke RI
Wapres JK Sebut Regulasi Kendaraan Listrik Terbit Tahun Ini
Chairman Mitsubishi: Misi Besar Saya Turunkan BM Mobil Listrik di Indonesia
Wapres JK Sebut Mobil Listrik Solusi Kurangi Polusi Udara
Dua Pembuat Mobil Listrik China Berminat Pindahkan Pabrik ke Indonesia