Mentan: Pertanian Jadi Satu-satunya Penyangga Ekonomi di Tengah Pandemi
Menurut Syahrul, Indonesia memiliki pertanian yang kuat. Dengan modal itu, Indonesia diperkirakan tetap mempunyai ketahanan pangan saat terjadi krisis pangan dunia akibat anomali cuaca.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyebut bahwa pertanian merupakan satu-satunya sektor penyangga ekonomi negara selama pandemi Covid-19.
"Dalam masa Covid-19 ini hanya pertanian yang menyangga (ekonomi) negara 16,4 persen. (Sektor) yang lain minus," kata Syahrul Yasin Limpo dikutip dari Antara, Kamis (30/9).
-
Bagaimana Kementan mendorong para Petani Muda? Program dari Kementan untuk regenerasi petani ini bukan hanya berjalan di level pendidikan dan pelatihan tetapi juga langsung kepada penerima manfaat program pertanian pemerintah di berbagai daerah.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Apa yang menjadi harapan Irjen Kementan terhadap Petani dan ASN Kementan? “Kita semuanya mari bersama-sama melakukan peningkatan kinerja dan produktivitasnya sehingga harapan pemerintah serta harapan masyarakat bisa terwujud dan segala sesuatunya bisa terlaksana untuk kesejahteraan masyarakat,” seru Irjen Setyo.
-
Apa yang menjadi gebrakan Mentan yang dipuji oleh Ketua MPR? "Saya mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Pak Mentan dalam mengatasi berbagai persoalan yang menyangkut ketahanan pangan seperti mengantisipasi potensi bencana yang akan terjadi di beberapa waktu ke depan, termasuk ancaman El Nino, yang kalau kita tidak waspadai dan kita tidak mempersiapkan diri, maka kita akan dihadapkan pada defisit pangan," ujar Bamsoet dalam pertemuannya bersama Mentan di Kementan Jakarta, Senin, (1/4).
-
Bagaimana Kementan membantu daerah kering parah? Berikutnya, kata Mentan, pemerintah juga terus melakukan intervensi terhadap zona merah atau wilayah kering parah agar segera memompa sumber air yang masih tersedia. Pemda juga diharapkan segera menggulirkan Brigade Alsintan dalam mempercepat produksi melalui skema pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Menurut Syahrul, Indonesia memiliki pertanian yang kuat. Dengan modal itu, Indonesia diperkirakan tetap mempunyai ketahanan pangan saat terjadi krisis pangan dunia akibat anomali cuaca.
"Indonesia punya daya tahan. Kalau kita tidak bisa makan beras kenapa tidak makan singkong," tutur dia.
Selain didukung SDM pertanian yang kuat, menurut Syahrul, kondisi alam seperti sinar matahari yang tak pernah putus sepanjang tahun, tanah yang subur juga ikut memperkuat potensi pertanian di Tanah Air.
Kendati demikian, dia berharap tetap ada akselerasi dalam tata kelola berbagai sektor pertanian sehingga semakin mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani.
"Pertanian adalah kebutuhan makan, pertanian adalah lapangan kerja terbesar, pertanian adalah pembangun ekonomi dasar sebuah bangsa, sebuah daerah, sebuah provinsi dan desa," kata dia.
Akselerasi
Salah satu akselerasi yang bisa dilakukan, ujar Syahrul, adalah mengolah hasil pertanian dan tidak berhenti pada aspek budi daya. Seperti pada komoditas singkong, harus ada pengolahan pascapanen sebelum dijual. "Kita tidak hanya menjual singkong seperti kemarin tapi harus bisa mengolahnya," kata dia.
Di sisi lain, dia juga berharap berbagai sektor lain seperti hotel, restoran, dan kafe (horeka) ikut mendukung penyerapan hasil pertanian, tidak terkecuali singkong.
"Sayang banget kalau seluruh hotel kita, seluruh restoran kita, seluruh kafe kita, menyajikan barang-barang (makanan) impor. Sementara di kafe berbagai minuman yang baik-baik itu kan dengan singkong goreng juga enak," ujar Syahrul.
(mdk/idr)