Menteri Bahlil Undang Eropa Investasi di Industri Baterai Kendaraan Listrik RI
Guna membangun hilirisasi industri, pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air. Indonesia telah mengantongi investasi senilai USD 9,8 miliar (setara Rp142 triliun).
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengundang investor Eropa untuk ikut menanamkan modal di Indonesia dan membangun industri baterai kendaraan listrik.
"Pada momentum ini kami mengundang para investor dari Eropa untuk mengambil bagian dalam industri baterai (kendaraan listrik)," katanya dalam webinar yang digelar Eurocham dan Kementerian Investasi/BKPM yang dipantau dari Jakarta, Selasa (21/9).
-
Kenapa Menteri Investasi Bahlil Lahadalia berpesan agar hilirisasi tetap dilanjutkan? Ia pun berpesan bahwa siapapun nanti menteri investasi selanjutnya, tugasnya adalah melanjutkan kebijakan tersebut. Ia juga menegaskan agar hilirisasi jangan sampai dibubarkan.
-
Kapan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyampaikan pendapatnya mengenai hilirisasi? Hal itu disampaikan Bahlil dalam acara 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024' di The Ritz-Carlton Ballroom, Pacific Place, Jakarta, Rabu (31/1/2024).
-
Bagaimana Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjelaskan tentang realisasi investasi bidang hilirisasi di tahun 2023? Dia mengatakan total realisasi investasi di bidang hilirisasi mencapai Rp 375,4 triliun. Menurutnya, angka ini merupakan 26,5% dari total realisasi investasi periode Januari-Desember 2023.
-
Bagaimana Bahlil Lahadalia masuk ke dalam kabinet Presiden Jokowi? Bahlil mengaku masuk kabinet Presiden Jokowi pada 2019 bukan dari usulan atau perwakilan Golkar.
-
Kapan Bahlil memaparkan tentang investasi dan ekonomi? Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi dan pertumbuhan ekonomi dalam acara 'Trinegah Political and Economic Outlook 2024', Jakarta, Rabu (31/1).
-
Kenapa pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik? Hal tersebut guna menekan penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi emisi karbon, dan mendorong transformasi industri serta mendorong ketahanan energi nasional.
Guna membangun hilirisasi industri, pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air. Indonesia telah mengantongi investasi senilai USD 9,8 miliar (setara Rp142 triliun) untuk pengembangan industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari Korea Selatan.
Pekan lalu, Rabu (15/9), tahap pertama investasi asal negeri ginseng itu telah mulai terealisasi dengan dibangunnya pabrik battery cell senilai USD 1,1 miliardi Karawang, Jawa Barat. Tidak hanya Korea Selatan, pada akhir tahun ini akan pula dibangun pabrik baterai kendaraan listrik oleh CATL, produsen baterai kendaraan listrik asal China.
Bahlil pun mengundang investor Eropa untuk ikut masuk berinvestasi dalam ekosistem industri tersebut lantaran bahan baku baterai kendaraan listrik mayoritas bisa didapatkan di Tanah Air.
"Kenapa ini saya tawarkan (ke Eropa)? Komponen bahan baku baterai mobil itu empat, yaitu nikel, mangan, kobalt dan litium. Di Indonesia, kami mempunyai tiga jenis bahan baku, yaitu nikel, mangan dan kobalt, sementara litiumnya kita ambil dari luar," katanya
Dia juga menyebut, sekitar 24-26 persen cadangan nikel dunia terdapat di Indonesia. Fakta tersebut tentu sangat menguntungkan bagi Indonesia karena jaminan pasokan bahan baku. "Maka izinkan kami untuk memberikan waktu kepada Indonesia untuk membangun hilirisasi. Kita ingin memberikan kontribusi kepada dunia dengan produk-produk yang berkualitas dan teknologi tinggi," katanya.
Bawa Teknologi
Bahlil mempersilakan para investor untuk masuk ke Indonesia dengan membawa modal, teknologi dan pasar. Pemerintah akan mengurus perizinan, insentif, bahkan soal lahannya. Dia pun mengingatkan agar investasi juga harus melibatkan BUMN, pengusaha nasional serta UMKM.
"Tambangnya bisa kita atur, yang penting adalah ada komunikasi yang baik dengan pemerintah. Kami yakinkan bahwa kolaborasi harus dibangun baik antara investor, BUMN maupun dengan pengusaha-pengusaha nasional dan UMKM," katanya.
Tidak hanya investasi di industri baterai kendaraan listrik, Bahlil juga mengundang investor Eropa di bidang usaha lainnya. Indonesia kaya akan sumber daya alam seperti batu bara dan kelapa sawit. Bahlil juga menegaskan pemerintah terus melakukan penataan untuk bisa menjaga keberlanjutan lingkungan.
"Yakinlah, bahwa kita sedang melakukan penataan untuk juga menghargai lingkungan, termasuk juga nikel, batubara. Kita pro lingkungan, kita ingin ke depan Indonesia bisa memberikan kontribusi terbaiknya kepada dunia dalam menjaga iklim," katanya.
(mdk/idr)