Menteri Bahlil Ungkap Tak Ada Negara Dominan dalam Investasi di RI
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia menegaskan, investor asing yang masuk ke Indonesia tidak hanya dikuasai salah satu negara saja. Justru dalam 4 tahun terakhir, negara asal investor asing kian beragam.
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia menegaskan, investor asing yang masuk ke Indonesia tidak hanya dikuasai salah satu negara saja. Justru dalam 4 tahun terakhir, negara asal investor asing kian beragam.
"Saya ingin menepis investasi dikuasai negara tertentu," kata Menteri Bahlil dalam acara Penghargaan Capaian Realisasi Investasi Tahun 2021 kepada Kepala Daerah, Jakarta, Rabu (16/2).
-
Bagaimana Kementerian Investasi meyakinkan investor tentang kelanjutan proyek IKN? “Saya tidak melihat dalam waktu yang singkat ini, itu berpengaruh (investasi di IKN),” kata Nurul dilansir Antara, Selasa (4/6).
-
Bagaimana BRImo membantu nasabah berinvestasi? Nasabah juga kini semakin mudah berinvestasi melalui BRImo. Kini Anda dapat melakukan pembelian emas, surat berharga, dana pensiun, hingga pembukaan deposito hanya dari smartphone.
-
Siapa yang mendorong investasi masuk ke daerah agar berkolaborasi dengan UMKM setempat? Di sisi lain, pihaknya mendorong setiap investasi yang masuk ke daerah, wajib berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha dan pelaku UMKM setempat.
-
Kapan Bahlil memaparkan tentang investasi dan ekonomi? Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi dan pertumbuhan ekonomi dalam acara 'Trinegah Political and Economic Outlook 2024', Jakarta, Rabu (31/1).
-
Kenapa Menteri Investasi Bahlil Lahadalia berpesan agar hilirisasi tetap dilanjutkan? Ia pun berpesan bahwa siapapun nanti menteri investasi selanjutnya, tugasnya adalah melanjutkan kebijakan tersebut. Ia juga menegaskan agar hilirisasi jangan sampai dibubarkan.
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
Beberapa negara seperti Amerika Serikat hingga Swiss menjadi negara yang menanamkan modalnya di Tanah Air. "Data kita, realisasi tahun 2021 ada kolaborasi antara Asia Tenggara, China, Singapura, Korea Selatan, Jepang, Amerika hingga Swiss, ini sudah campur-campur," sambungnya.
Menteri Bahlil mengatakan sejak UU Cipta Kerja diundangkan, para investor dari berbagai negara memberikan respon positif. Bahkan Amerika Serikat masuk ke dalam 4 besar negara dengan nilai investasi sebesar USD 2,53 miliar. Selain itu, beberapa waktu lalu telah diteken kontrak investasi dari Amerika Serikat senilai USD 15 miliar.
Begitu juga dengan Eropa. Sebelumnya hanya Belanda yang menanamkan investasi di Indonesia. Namun pada 2021, Swiss masuk dalam daftar negara yang berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi USD 599,8 juta.
"Eropa dulu hanya Belanda saja, sekarang tahun 2021 masuk Swiss," kata Menteri Bahlil.
Posisi China Tergeser Hong Kong
Dia juga menyebutkan, posisi China sebagai negara investor terbesar kedua di Indonesia kini telah digeser Hong Kong. Saat ini China berada di urutan ketiga dengan nilai total investasi sekitar USD 3,16 miliar. Sedangkan Hong Kong nilai investasinya mencapai USD 4,6 miliar.
Sementara itu urutan pertama negara dengan investasi terbesar di Indonesia yakni Singapura. Nilai investasinya mencapai USD 9,39 miliar. Namun, menurut Bahlil besarnya investasi dari Singapura tidak berarti hebat. Mengingat perusahaan yang ada di Singapura tersebut berasal dari berbagai negara lain yang mengembangkan bisnisnya di negara Singa tersebut.
"Singapura tetap nomor 1 karena dia ini negara bagi negara-negara lain. Jadi Singapur ini bukan berarti hebat-hebat banget, Indonesia juga hebat," ungkapnya.
Beragamnya investasi yang masuk tersebut menunjukkan Indonesia sebagai negara yang menganut asas ekonomi bebas aktif. Artinya, negara memiliki kemampuan dan kewenangan sendiri dalam menentukan demokrasi ekonominya, sebagaimana tercantum dalam sila keempat pancasila.
"Di sila keempat pancasila ada demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Saya punya istilah, kalau negara dari langit juga turun mau investasi ya akan kita melayani sebaik-baiknya," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)