Menteri Basuki: Perubahan Iklim Sama Seperti Covid-19, Masih Ada Orang Tidak Percaya
Meski ancaman perubahan iklim merupakan tantangan nyata, namun masih saja ada orang yang tidak percaya dengan hal tersebut. Dia lantas menyamakannya dengan krisis pandemi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyinggung soal tantangan perubahan iklim yang menurutnya punya kemiripan seperti kasus pandemi Covid-19.
Meski ancaman perubahan iklim merupakan tantangan nyata, namun masih saja ada orang yang tidak percaya dengan hal tersebut. Dia lantas menyamakannya dengan krisis pandemi, di mana ada saja sekelompok orang yang menyangkal adanya virus corona.
-
Bagaimana Kementerian PUPR mengharapkan dukungan WMO dan BMKG untuk meningkatkan kinerja meteorologi di Indonesia? Sehingga, melalui kerja sama dalam peningkatan early warning systems, Kementerian PUPR berharap WMO dan BMKG akan memperkuat kinerja meteorologi Indonesia.
-
Bagaimana Indonesia mendorong pemerintah agar mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? “Dalam aspek itu, peran dan visi parlemen sangat penting dan besar untuk tidak hentinya selalu mendorong pemerintah agar melakukan segala upaya tidak hanya bisnis as usual, tapi juga out of the box, melampaui daripada konsep-konsep biasa,” ujar Wakil Ketua BKSAP DPR RI ini.
-
Bagaimana Kementerian PUPR mendorong kerjasama internasional dalam bidang pengelolaan air? Indonesia dikatakan Presiden, konsisten mendorong tiga hal pada forum. Pertama, adalah meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusifitas untuk mencapai solusi tantangan bersama terutama bagi negara-negara pulau kecil yang mengalami kelangkaan air. Kedua, memberdayakan hydro-diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif sesuai kebutuhan negara penerima disamping mencegah persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas berdasarkan hukum internasional. Ketiga, adalah memperkuat political leadership sebagai kunci dalam menyukseskan berbagai bentuk kerja sama menuju ketahanan air yang berkelanjutan.
-
Mengapa Indonesia menagih janji pendanaan negara maju untuk mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? Pada 15th Conference of Parties (COP15) of the UNFCCC di Denmark tahun 2009, Putu mengungkap bahwa negara maju berkomitmen tujuan kolektif memobilisasi 100 miliar dolar per tahun mulai 2020 untuk aksi iklim bagi negara berkembang, yaitu aksi mitigasi terhadap perubahan iklim dan transparansi pelaksanaan. "Sehingga ini memang belum kita mampu mewujudkan. Dan harapannya jika ini tuntutan Indonesia harapannya juga menjadi tuntutan kawasan ASEAN kepada negara-negara yang maju," Putu Supadma Rudana.
-
Apa yang dilakukan Kementerian PUPR untuk menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi? Keberhasilan Indonesia dalam mencapai kemajuan yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur adalah untuk menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi bagi seluruh rakyat secara berkelanjutan. Upaya ini untuk menghadapi urbanisasi, perubahan iklim dan populasi yang terus meningkat.
-
Mengapa Kementerian PUPR sangat membutuhkan dukungan bidang meteorologi dari WMO? Mengingat, kondisi cuaca juga berdampak pada bidang konstruksi dan pengoperasian infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) di Indonesia.
"Dalam kondisi sekarang, saya membayangkan perubahan iklim itu kayak Covid-19. Perubahan iklim itu sudah ada dan terjadi, tapi masih juga ada orang yang enggak percaya perubahan iklim," kata Menteri Basuki saat acara puncak Hari Habitat dan Kota Dunia 2021 secara virtual, Rabu (27/10).
"Persis dengan Covid-19. Covid-19 ini ada, tapi ada sebagian penduduk yang tidak percaya, sehingga vaksinasi pun enggak mau. Ada PCR enggak mau. Ada antigen bahkan enggak mau, hanya karena persepsinya covid itu buatan. Jadi menurut saya hampir sama," ujarnya.
Padahal, ancaman perubahan iklim itu memiliki wujud yang lebih jelas dan nyata. Hal itu menurutnya harus diantisipasi agar kenaikan gas emisi tidak sampai benar-benar mengancam.
"Perubahan iklim itu ada sebab dan akibatnya. Kalau ada sebabnya berarti kita bisa mencegahnya, kalau ada dampaknya kita bisa mengurangi atau beradaptasi dengan perubahan iklim," seru Menteri Basuki.
Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ia menyebut, penyebab perubahan iklim yang paling nyata karena adanya pertambahan penduduk secara global, khususnya di kawasan perkotaan.
Menurut dia, angka pertambahan penduduk di perkotaan potensi mencapai lebih dari 60 persen. Warga baru ini pastinya nanti bakal membutuhkan hunian sebagai tempat bernaung.
"Kita ketahui, setiap hunian itu menggerakkan tidak kurang dari 140 industri lainnya. Mau air conditioning, mau hairdryer, mau ricecooker, mau kulkas, pasir, bata. Itu semua membutuhkan energi," ucap Menteri Basuki.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Survei: Pemilih Muda Nilai Perhatian Partai atas Isu Krisis Iklim Masih Rendah
7 Kota Paling Panas di Indonesia, 4 di Antaranya di Pulau Jawa
Berita Cuaca Hari Ini di Indonesia, Waspada Peringatan Dini Wilayah Cuaca Ekstrem
Kelebihan Masyarakat yang Tinggal di Daerah Beriklim Muson Tropis, Punya Tanah Subur
Rayakan Hari Pangan Sedunia, Kelompok Tani Ledhok Timoho Antisipasi Krisis Pangan