Menteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Menteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Menteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
- Ungkit Kondisi Tahun 1995, Pemerintah Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 8 Persen di Era Pemerintahan Prabowo
- Deflasi 5 Bulan Berturut-Turut, Begini Cara Pemerintah Jaga Daya Beli Masyarakat
- Inflasi Indonesia Jadi Salah Satu Terendah di Dunia, Jokowi: Segar Kalau Seperti Ini
- Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut pemberian bantuan sosial (bansos) hingga bantuan pangan kepada masyarakat sangat efektif bagi bai perekonomian nasional.
Salah satunya berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
"Lihat dong inflasi rata-rata Indonesia itu cuman 2,6 persen jauh di negara-negara lain yang hampir 10 persen, itu bukti (efektivitas bansos)," ujar Erick saat meninjau stok Beras SPHP, di Ramayana Klender, Jakarta, Senin (12/2).
Diketahui, inflasi pangan menjadi perhatian pemerintah mengingat besarnya andil sektor tersebut pada angka inflasi nasional.
Sederet cara dilakukan guna menjaga tingkat inflasi, termasuk memberikan bantuan ke masyarakat.
Selain pengaruhnya terhadap angka inflasi, Erick juga melihat tren positif dalam pertumbuhan ekonomi.
Dia mengatakan ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,05 persen, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan banyak negara lain.
"Nah ini yang kemarin kita coba pemerintah jaga ya tapi terkendali. Inflasi 2,6 persen, pertumbuhan ekonomi masih ya 5,05 (persen) rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia itu 5,03 (persen) jadi kita di atas rata-rata. Ini berkah, alhamdulillah," beber Erick.
Berkaca pada kinerja tersebut, Erick menilai kebijakan pemerintah yang menyalurkan berbagai bantuan dan bansos jadi suatu cara yang tepat.
"Artinya pemerintah membuat kebijakan yang baik, sempurna? Tidak," kata dia.
Di sisi lain, terkait kenaikan harga beras pemerintah tengah berupaya melakukan stabilitas.
Salah satunya dengan menggelontorkan cadangan beras pemerintah (CPP) sebanyak 250 ribu ton ke pasaran.
Harapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat. Upaya ini juga yang sudah disetujui oleh Presiden Jokowi.
Erick bilang, rencana itu sudah dikoordinasikan bersama dengan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi.
"Kita gelontorkan lagi 250 ribu (ton) jenis beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) supaya tadi, keresahan, itu tidak terjadi," kata Erick.
Sekarang ini cadangan beras pemerintah dalam kondisi yang cukup banyak yakni 1,2 juta ton. Bahkan, akan ada tambahan sebanyak 500 ribu ton lagi dari impor yang akan masuk dalam waktu dekat.
Banyaknya stok ini yang akan digunakan untuk mengendalikan harga beras di pasaran. Sebelum nantinya stok beras akan dibanjiri kembali dari hasil produksi dalam negeri.
Gelontoran beras ini rencananya akan dilakukan usai gelaran Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024, pekan ini.