Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede meramalkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,04 persen (yoy) di sepanjang tahun 2023.
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
"Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 diperkirakan 5,04 persen (yoy) dari tahun 2022 yang tercatat 5,31 persen," kata Josua dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/2).
Josua menilai proyeksi tersebut berkaca pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2023 yang tetap solid berkisar 5,02 persen (yoy).
Angka ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 4,94 persen (yoy).
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan investasi masih menjadi kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 dibandingkan komponen lainnya.
Josua memprediksikan, sektor konsumsi rumah tangga pada kuartal IV 2023 tumbuh berkisar 5,12 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya 5,06 persen (yoy).
Menurut Josua, solidnya kinerja sektor konsumsi ditopang kebijakan bantuan sosial (bansos) yang rajin diberikan Presiden Jokowi pada kuartal IV-2023. Salah satunya BLT El-Nino.
"Solidnya konsumsi rumah tangga terutama masyarakat berpenghasilan rendah ditopang oleh penyaluran bansos terutama BLT dalam rangka pemerintah memitigasi dampak El Nino," ungkapnya.
Kemudian, peningkatan laju investasi didorong oleh investasi bangunan yang terindikasi dari penjualan semen sepanjang kuartal IV-2023 tercatat tumbuh 15,3 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya 6,8 persen (yoy).
Sementara itu, investasi non-bangunan diperkirakan cenderung melambat, dengan terindikasi oleh penjualan alat berat pada kuartal IV-2023 tercatat terkontraksi -36,9 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya -14,2 persen (yoy).
Untuk kinerja belanja pemerintah pada kuartal IV-2023 diperkirakan tumbuh 2,03 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya -3,76 persen (yoy).
Peningkatan belanja pemerintah terindikasi dari peningkatan penyerapan belanja modal pada kuartal IV 2023 yang tumbuh 34,4 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya 31 persen (yoy).
"Belanja barang juga meningkat 11,1 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya -17,3 persen (yoy). Belanja bansos pada periode yang sama juga tercatat tumbuh 15,4 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya -31,1 persen (yoy)," imbuh Josua.
Dari sisi, kinerja ekspor dan impor berpotensi akan kembali mengalami kontraksi pada kuartal IV-2023 akibat ketegangan geopolitik yang menyebabkan perlambatan ekonomi global. Situasi ini telah menyebabkan penurunan volume perdagangan global dan penyempitan surplus perdagangan Indonesia.
"Laju ekspor dan impor pada kuartal IV-2023 diperkirakan berkisar masing-masing -1,25 persen (yoy) dan 0,65 persen (yoy)," pungkas Josua.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mencatat anggaran program bansos dalam APBN 2024 mencapai Rp496 triliun. Angka ini lebih tinggi Rp20 triliun dibandingkan APBN 2023.
Adapun, anggaran program bansos pada APBN 2023 mencapai Rp476 triliun. Antara lain menyasar program keluarga harapan (PKH) hingga kartu sembako.
"Tahun ini 2024 Bansos di dalam APBN kita nilainya Rp496 triliun, jadi beda Rp20 triliun ini tentu nanti realisasi dan perkembangannya akan terus kita monitor," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK Kuartal I-2024 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (30/1) lalu.
Sri Mulyani menyebut, program bansos yang disalurkan pemerintah telah melibatkan kesepakatan seluruh politik dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
"Jadi semua partai politik yang membahas melalui Hak Budget bersama pemerintah silakan menjelaskan mengenai APBN itu," kata Sri Mulyani.