Waspada, Ekonomi Dunia Tahun Depan Diprediksi Lebih Buruk Dibanding 2023
Sri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Sri Mulyani mengatakan, banyak negara di dunia yang kemudian merevisi pertumbuhan ekonominya.
Waspada, Ekonomi Dunia Tahun Depan Diprediksi Lebih Buruk Dibanding 2023
Waspada, Ekonomi Dunia Tahun Depan Diprediksi Lebih Buruk Dibanding 2023
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengingatkan bahwa perekonomian dunia kembali akan melemah di tahun 2024 mendatang. Bahkan diperkirakan lebih lemah dibandingkan tahun ini. Hal tersebut juga ditunjukkan dalam perkiraan International Monetary Fund (IMF).
"IMF menunjukkan bahwa perekonomian 2024 akan melemah, sama atau bahkan lebih lemah dari 2023," ucap Sri Mulyani dalam acara Rapat Koordinasi Pengendalian Fiskal Tahun 2023 Dirangkaian dengan Penyerahaan Insentif Fiskal, Jakarta (6/11).
Sri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Jika inflasi masih tinggi, maka diprediksikan nilai tukar dan suku bunga di Amerika Serikat masih lebih tinggi dan lebih lama.
"Kalau inflasi masih tinggi maka prediksinya nilai tukar maupun suku bunga di AS di higher for longer," imbuhnya.
Akibatnya, Bendahara Negara itu bilang akhirnya banyak negara di dunia yang kemudian merevisi pertumbuhan ekonominya.
"Nah ini yang mempengaruhi banyak negara di dunia yang sekarang sudah merevisi pertumbuhan ekonominya," tutup dia.
Sebagai informasi, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 dan 2024. IMF memproyeksikan perekonomian Indonesia pada tahun 2023 bisa tumbuh 5,0 persen dan 5,1 persen pada 2024 mendatang.
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh IMF untuk tahun 2023 dan 2024 masing-masing diperkirakan 5,0 persen dan 5,1 persen," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (28/6).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 hanya tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy).Angka ini menurun jika dibandingkan Kuartal III-2022 yang mampu tumbuh 5,17 persen (yoy).
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan turunnya kinerja ekonomi tersebut dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.
Salah satunya karena ada penurunan nilai ekspor dari 3 komoditas unggulan Indonesia.
"Penurunan harga komoditas di pasar global berpengaruh terhadap penurunan nilai ekspor beberapa komoditas ekspor unggulan Indonesia," kata Amalia konferensi pers Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-223 di Jakarta, Senin (6/11).
Dari sisi nilai ekspor, BPS mencatat komoditas batubara, nikel, crude palm oil atau minyak kelapa sawit pada kuartal III-2023 lebih rendah dibandingkan kuartal II-2023 dan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.Namun dari sisi volume masih meningkat.
"Seperti contoh batubara secara year on yearr turun 5,25 persen, kemudian CPO turun 6,29 persen, dan nikel naik sebesar 22,88 persen," kata Amalia.