Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Turun Tipis di Kuartal III-2023, Ternyata Ini Biang Keroknya
Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Turun Tipis di Kuartal III-2023, Ternyata Ini Biang Keroknya
Biang Kerok Ekonomi Indonesia Turun di Kuartal III-2023,
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 hanya tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy).
Angka ini menurun jika dibandingkan Kuartal III-2022 yang mampu tumbuh 5,17 persen (yoy).
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan turunnya kinerja ekonomi tersebut dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.
Salah satunya karena ada penurunan nilai ekspor dari 3 komoditas unggulan Indonesia.
"Penurunan harga komoditas di pasar global berpengaruh terhadap penurunan nilai ekspor beberapa komoditas ekspor unggulan Indonesia," kata Amalia konferensi pers Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-223 di Jakarta, Senin (6/11).
Dari sisi nilai ekspor, BPS mencatat komoditas batubara, nikel, crude palm oil atau minyak kelapa sawit pada kuartal III-2023 lebih rendah dibandingkan kuartal II-2023 dan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.
Namun dari sisi volume masih meningkat.
"Seperti contoh batubara secara year on yearr turun 5,25 persen, kemudian CPO turun 6,29 persen, dan nikel naik sebesar 22,88 persen," kata Amalia.
Meskipun mengalami tren penurunan, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Pada kuartal III-2023 surplus neraca perdagangan mencapai USD7,83 miliar atau naik sekitar 0,17 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Selain itu, Amalia menyebut pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal III-2023 juga dipengaruhi perubahan iklim.
Kondisi serupa juga dialami sejumlah negara mitra dagang utama Indonesia di Kuartal III-2023 dibandingkan Kuartal II-2023 maupun periode yang sama di tahun lalu.
Sejalan dengan hal itu, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 akan melambat dibandingkan Tahun 2022.
Namun, pertumbuhan ekonomi negara berkembang di proyeksikan masih tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi negara maju.
"Pertumbuhan ekonomi negara berkembang diproyeksikan masih tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi negara maju," ucap Amalia.
Hal itu terbukti, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 masih positif yakni mencapai 4,94 persen (yoy).
"Triwulan III-2023 atau secara year on your ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen," ujar Amalia.
Beruntung, kinerja ekonomi domestik terus mengalami tren perbaikan. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2023 bersumber dari Industri Pengolahan, Transportasi, dan Pergudangan serta Konstruksi."Misalnya, Industri Pengolahan tumbuh sebesar 5,20 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Amalia.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode tersebut terutama bersumber dari konsumsi rumah tangga, pembetukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 5,77 persen atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Kuartal III-2023 yang mencapai 4,98 persen.
Secara spasial, perekonomian Indonesia di triwulan III-2023 hampir seluruh provinsi mengalami pertumbuhan yang melambat (yoy).
Kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang perekonomian terbesar dengan kontribusi sebesar 57,12 persen dan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,83 persen (yoy).
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi pada 2023 diperkirakan sebesar 2,9 persen dan melambat menjadi 2,8 persen pada 2024 dengan kecenderungan risiko yang lebih rendah.