Menteri ESDM Ajak Semua Pihak Atasi Dampak Perubahan Iklim: Ini Tantangan yang Kompleks
Menteri ESDM menyebut, perubahan iklim adalah tantangan bersifat kompleks yang tidak hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah.
Penerapan energi bersih merupakan salah satu upaya untuk memitigasi dampak dari perubahan iklim.
Menteri ESDM Ajak Semua Pihak Atasi Dampak Perubahan Iklim: Ini Tantangan yang Kompleks
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menekankan pentingnya penerapan transisi energi baru dan terbaru (EBT) di Indonesia.
Dia menyebut, penerapan energi bersih merupakan salah satu upaya untuk memitigasi dampak dari perubahan iklim
"Tugas untuk mewujudkan target nol emisi Indonesia menjadi semakin penting saat ini, seiring dengan upaya kita untuk mengurangi dampak krisis iklim," kata Arifin dalam rangkaian acara World Water Forum ke-10 di Bali, dikutip Minggu (19/5).
Dia mengungkapkan sejumlah cara telah ditempuh pemerintah untuk mengatasi dampak penerapan iklim.
Antara lain melalui program Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan atau Just Energy Transition Partnership (JETP).
"(JETP) dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan global menjaga suhu bumi di bawah 1,5 derajat celcius di atas level pra-industri serta mewujudkan transisi energi yang adil dan merata bagi Indonesia," ungkapnya.
Dia menyebut, perubahan iklim adalah tantangan bersifat kompleks yang tidak hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah.
Namun, harus melibatkan semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama menghasilkan solusi inovatif di berbagai bidang.
"Perubahan iklim) Ini adalah tantangan yang kompleks dan memiliki banyak sisi yang mengharuskan semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama," tegasnya.
Arifin mengapresiasi United In Diversity Foundation bersama Rocky Mountain Institute yang meluncurkan program pembelajaran aksi baru Happy Energy Action Leadership (Heal).
Salah satu agenda programnya, HEAL akan mengajak 45 pemimpin di bidang transisi energi dari berbagai sektor untuk melakukan pembelajaran holistik yang berlangsung selama empat bulan.
Mekanisme programnya akan mencakup lokakarya tatap muka, kunjungan lapangan yang mendalam, modul peningkatan kapasitas multidisiplin secara daring, serta kerja kelompok yang merespons langsung berbagai tantangan dari proyek-proyek transisi energi yang otentik.
Model pembelajaran campuran ini diimplementasikan di lingkungan yang secara sengaja difasilitasi untuk mewakili keragaman suara dan perspektif dalam transisi energi.
"HEAL tidak diragukan lagi akan membantu mempercepat upaya-upaya tersebut dengan menyelaraskan upaya bersama ini. Saya berharap semua pemangku kepentingan yang relevan, baik lokal maupun internasional, akan berpartisipasi untuk menyukseskan program ini," tegas Arifin.