Menteri Rini janjikan suntik dana Rp 3 triliun buat Angkasa Pura II
Dana tersebut digunakan untuk membiaya pembangunan dan pembebasan lahan runway ke-3 di Bandara Soekarno Hatta.
Tahun ini, pemerintah mengalokasikan Rp 48 triliun untuk penyertaan modal negara (PMN) bagi perusahaan-perusahaan BUMN. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membagi PMN untuk beberapa sektor. Mulai dari perbankan, BUMN karya, dan yang terbaru BUMN jasa pendukung transportasi.
PT Angkasa Pura II (Persero) bakal disuntik modal tambahan sebesar Rp 3 triliun. Dana tersebut digunakan untuk membiaya pembangunan dan pembebasan lahan runway ke-3 di Bandara Soekarno Hatta.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Di mana pemakaman Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto dilaksanakan? Alm Bom Soerjanto dimakamkan dengan cara militer di pemakaman Al-Azhar Memorial, Karawang.
-
Siapa yang memimpin Rumah BUMN BRI Yogyakarta? Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta S. Condro Rini (34) sangat menyadari bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, mendorong pelaku UMKM untuk terus maju dan berkembang salah satunya lewat Rumah BUMN, merupakan pekerjaan besar dan mulia.
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
Kapan Rumah BUMN BRI Yogyakarta berdiri? Rumah BUMN BRI tersebut sudah berdiri sejak 2017 dan tercatat sudah ada ribuan pelaku UMKM di wilayah tersebut yang dibina dengan berbagai pelatihan maupun pendampingan agar mampu konsisten meningkatkan kapabilitas usahanya.
-
Apa usia Bumi? Dilaporkan ScienceFocus, Jumat (7/7), faktanya Bumi telah berusia 4,54 miliar tahun.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, dana segar tersebut bakal dipakai membangun cross taxiway yang menghubungkan antara 2 runway di Bandara Soetta.
"Di APBN-P (APBN Perubahan), kita usulan PMN ke AP II," ujarnya di Kementerian BUMN, semalam.
Namun, tidak rencana itu tidak serta merta bisa langsung direalisasikan. Proses pengajuan PMN ini perlu mendapat persetujuan Komisi VI DPR. "Untuk dana pembangunan runway dan cross taxiway, itu juga tergantung persetujuan DPR," jelas dia.
Sementara itu, Direktur AP II yang baru Djoko Murjatmodjo menambahkan, pihaknya masih melakukan kajian untuk menentukan kebutuhan dana pembangunan runway ke-3 dan cross taxiway, guna meningkatkan frekuensi lepas landas (take off) dan mendarat (landing) pesawat di Bandara Soetta.
"Kita akan cari dahulu data yang akurat. Kita identifikasi masalah tanah dan lainnya. Ya kami akan mendata terlebih dahulu soal cross dan runway. Itu prioritas kita," katanya.
(mdk/noe)