Menteri Teten: 2022 Momentum Transformasi UMKM
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki meyakini, 2022 menjadi momentum transformasi UMKM. Setidaknya, ada empat peluang yang dimiliki Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki meyakini, 2022 menjadi momentum transformasi UMKM. Setidaknya, ada empat peluang yang dimiliki Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut.
Pertama, populasi anak muda di Indonesia mencapai 44 persen, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020. Sementara 73 persen dari total anak muda berminat berwirausaha.
-
Siapa saja yang hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam forum bisnis? Tak hanya Mendag Zulkifli Hasan, ada juga sederet menteri lainnya yang ikut mendampingi Presiden dalam acara tersebut. Seperti Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Ad Interim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Erick Thohir; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar; Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Duta Besar RI untuk RRT Djauhari Oratmangun.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
-
Dimana Forum Bisnis Indonesia-RRT digelar? Forum Bisnis Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok resmi digelar di China World Hotel, Beijing, RRT pada Senin (16/10/2023) lalu.
-
Dimana pertemuan antara Sido Muncul dan Kemenkop UKM berlangsung? Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi pabrik PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, TBK di Bergas, Kabupaten Semarang pada Selasa (8/8/2023).
-
Kenapa Kemendag fokus pada UMKM dalam pertemuan Konsultasi ke-26 AEM Plus Three? Upaya memperkuat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diangkat dalam pertemuan Konsultasi ke-26 AEM Plus Three (ASEAN Economic Ministers/AEM Meeting Plus Three).
"Ini harus didorong untuk melahirkan entrepreneur-entrepreneur muda yang produktif dan kompetitif," katanya dalam Forum Ekonomi Merdeka, Senin (28/2).
Peluang kedua, potensi ekonomi digital Indonesia semakin tumbuh. Menteri Teten mencatat, pada 2021 nilai transaksi e-commerce mencapai Rp395 triliun dan memungkinkan untuk terus meningkat.
Dia memprediksi, nilai ekonomi digital akan meningkat hingga USD 140 miliar atau Rp2.100 triliun di 2025. Menteri Teten mengungkapkan, selama pandemi, transaksi UMKM di pasar online meningkat 26 persen atau 3,1 juta transaksi per hari serta kenaikan 35 persen kenaikan barang.
Bahkan, Indonesia mendapatkan 21 juta konsumen digital baru sejak awal pandemi. Menariknya, 72 persen di antaranya bukan berasal dari kota metropolitan.
"Hal ini sangat positif untuk pertumbuhan penetrasi di pasar digital," ucapnya.
Peluang ketiga, pada 2022, plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) ditingkatkan menjadi Rp373,17 triliun. Relaksasi kebijakan KUR juga dilanjutkan dengan pemberian subsidi bunga sebesar 3 persen selama enam bulan.
Khusus KUR berbasis klaster dan KUR kecil tanpa pembatasan akumulasi plafon, rasio kredit perbankan UKM juga ditingkatkan menjadi 30 persen di 2024.
Keempat, keterlibatan Indonesia dalam pelbagai forum internasional memberikan peluang besar bagi pengembangan UMKM di Tanah Air. Forum tersebut di antaranya Presidensi G20, MotoGP Mandalika, Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR), dan KTT-APEC-ASEAN 2022.
"Momentum ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong UMKM kita mendunia, akses pasar semakin luas, dan kemitraan lebih luas," ujar dia.
Tantangan UMKM dan Terobosan Pemerintah
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan pemerintah telah menyiapkan sejumlah terobosan untuk mendukung transformasi UMKM nasional pada 2022. Salah satunya, melalui percepatan UMKM go digital.
Pemerintah menargetkan 30 persen atau 20 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem digital di 2024. Saat ini, sudah ada 17,2 UMKM yang masuk ekosistem tersebut.
Hingga Januari 2022, jumlah UMKM yang telah masuk dalam laman LKPP terdiri dari UKM onboarding dalam SPSE sebanyak 178.279 unit, UKM onboarding dalam e-Katalog sebanyak 491 unit, dan UKM onboarding dalam Bela Pengadaan sebanyak 291.464 unit.
"Kami menargetkan ke depan, 1 juta produk UMKM masuk ke dalam sistem pengadaan," ungkapnya.
Menteri Teten menyadari, selain peluang ada tantangan yang dihadapi pelaku UMKM saat ini. Misalnya terkait literasi digital dan persaingan usaha. Dia mencatat, 47,4 persen responden UMKM kesulitan memahami cara kerja platform digital dan menarik pelanggan platform digital.
Sementara itu, hampir 40 persen responden UMKM melaporkan peningkatan laba kurang dari 20 persen disebabkan kompetisi di platform daring. Data ini merujuk pada hasil penelitian Kemenkop UKM dengan United Nations Development Programme (UNDP).
Menteri Teten berpendapat, peluang dan tantangan di 2022 dalam mewujudkan transformasi UMKM mustahil dihadapi sendiri. Perlu kerja sama semua pihak serta memanfaatkan peluang sektor digital.
"Tahun 2022 kita harus memanfaatkan peluang dan menjadikan digital menjadi berkah agar UMKM segera bangkit. Karena itu, kolaborasi menjadi kata kunci untuk kita bertranformasi," tutupnya.
(mdk/bim)